Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Sebut Pelaksanaan PTM Penting tapi Tetap Bergantung Izin Orangtua

Kompas.com - 09/09/2021, 10:51 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, meski pemerintah menganggap pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) penting, tetapi penyelenggaraannya tetap bergantung izin orangtua.

Karena PTM penting dilakukan oleh tingkatan sekolah mulai PAUD hingga perguruan tinggi, maka pemerintah membuat peraturan agar pelaksanaannya bisa aman.

"Tetapi tetap pemerintah hanya melakukan penyelenggaraan, harus tetap ada izin dari orangtua," kata Ma'ruf saat meninjau pelaksanaan PTM di SMP Negeri 1 Citeureup dan vaksinasi Covid-19 di SMK Kesehatan Annisa, Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/9/2021).

Berdasarkan dialognya dengan para murid, kata dia, hampir 100 persen memilih dan menginginkan belajar secara tatap muka.

Baca juga: Kunjungan ke Bogor, Wapres Cek Pelaksanaan PTM dan Vaksinasi di Sekolah

Meskipun demikian, bagi murid SD yang sebagian besar belum divaksin harus terdapat pengawasan yang lebih ketat.

"Karena memang belum ada vaksin. Tapi mereka relatif lebih kebal dibandingkan dengan yang sudah dewasa," kata Ma'ruf.

Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, kebijakan pemerintah untuk membuka sekolah dan menggelar PTM terbacat sudah tercantum dalam kerangka regulasi dalam surat keputusan bersama (SKB) 4 menteri.

Seluruh kebijakan terkait itu, kata dia, mengacu pada SKB tersbeut, termasuk pemerintah daerah.

"Secara garis besar yang ditentukan adalah semua area yang sudah PPKM level 1-3 itu diperbolehkan tatap muka dari PAUD sampai perguruan tinggi," kata Nadiem.

"Tetapi ada yang diwajibkan memberikan opsi tatap muka, nah yang diwajibkan memberikan opsi tatap muka adalah yang semua guru dan tenaga pendidiknya sudah divaksin lengkap," lanjut dia.

Baca juga: Tinjau Pelaksanaan PTM Terbatas di DKI, Wapres Minta Sekolah Tetap Waspada

Kendati begitu, keputusan terakhir tetap ada di tangan orangtua dan murid bersangkutan.

Sebab protokol PTM terbatas, ujar dia, maka kapasitas maksimum jumlah anak per kelas adalah 18 orang untuk SD-SMA dan lima anak per kelas untuk PAUD.

"Jadi itu sekitar 50 persen dari kapasitasnya normal sehingga setengah kelas memang pembelajaran jarak jauh (PJJ)," kata dia.

Secara tidak langsung, jelas Nadiem, PTM terbatas merupakan hybrid model, yang setengah dari kelasnya tidak bisa hadir masih melanjutkan melalui proses PJJ.

Dengan demikian, kata dia, orangtua sudah jelas bisa memilih apakah anaknya tetap mengikuti PJJ saja atau bisa mengikuti PTM terbatas yang saat ini diterapkan di beberapa daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com