"Walaupun Jakarta sudah 100 persen, daerah lain masih ada yang di bawah 10 persen dan itu membutuhkan vaksin," ujarnya.
Selain itu, Indraza menyesalkan tindakan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor yang mencontohkan hal yang tidak pantas saat mengaku sudah mendapatkan booster atau vaksin dosis ketiga.
Padahal, saat ini, vaksinasi dosis ketiga hanya diprioritaskan untuk tenaga kesehatan karena menjadi kelompok yang paling berisiko terpapar Covid-19.
"Gubernur Kaltim ya dengan bangganya menyebutkan (dapat booster vaksin), itu tidak pantas, pemerintah daerah mencontohkan ketidakpantasan ke masyarakat itu harus kita kritik dan kita dorong jangan ada lagi yang seperti itu," ucapnya.
Baca juga: Vaksinasi Booster di Mabes Polri Menuai Polemik, Ini Penjelasannya...
Senanda dengan Indraza, Co-Inisiator LaporCovid-19 Ahmad Arif mengatakan, selama pandemi Covid-19 masih melanda Tanah Air, pelaksanaan vaksinasi berbayar sangat tidak etis.
Sebab, pandemi Covid-19 merupakan kondisi darurat.
"Kalau dilepaskan ke pasar maka yang bisa mengakses dan membeli adalah orang-orang yang memiliki power, uang, dan seterusnya," kata Arif.
Sikap WHO
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus sebagaimana diberitakan Reuters, Rabu (25/8/2021), mengatakan, data tentang manfaat dan keamanan suntikan booster vaksin Covid-19 masih belum meyakinkan.
Hal tersebut menjadi salah satu pertimbangan WHO untuk meminta agar negara di dunia menunda suntikan booster vaksin Covid-19.
"Ketika beberapa negara mampu untuk memiliki booster dan yang lain bahkan tidak memvaksinasi putaran pertama dan kedua, itu adalah masalah moral," katanya.
Baca juga: 5.792 Nakes di Tangsel Belum Disuntik Booster Vaksin Covid-19
Melansir laman resmi WHO, (10/8/2012), beberapa hal perlu dipertimbangkan dari suntikan booster vaksin Covid-19, antara lain:
• Menurunnya kekebalan
Kekebalan dan durasi perlindungan masih belum ditetapkan hingga saat ini.
Menurut studi, belum jelas apakah penurunan titer berkaitan dengan penurunan efektivitas vaksin, terutama terhadap varian corona yang jadi perhatian (variant of concern/VOC).