Saat ia duduk di DPRD DKI Jakarta, Lulung kerap berseteru dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang saat itu menjabat sebagai wakil gubernur DKI Jakarta. Bahkan, saat itu Lulung menyebut dirinya sebagai simbol perlawanan terhadap Ahok.
Hal itu yang kemudian membuat Lulung bersikeras menolak mendukung Ahok-Djarot Syaiful Hidayat pada Pilkada DKI 2017. Ia lebih memilih mendukung Anies Baswedan-Sandiaga Uno, meski partainya, PPP kubu Djan Faridz, mendukung Ahok.
Karena pilihannya itu, ia pun dipecat oleh PPP sebagai Ketua DPW PPP DKI Jakarta. Setelah dipecat, Lulung bergabung dengan PAN untuk maju dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.
Baca juga: Soal Alasan Kembali ke PPP, Lulung: Atas Permintaan Ulama
Lulung mengatakan, Zulhas-lah yang memintanya untuk bergabung ke PAN dalam Pileg 2019.
Menurut Lulung, Zulhas kala itu menaruh harapan terhadap dirinya bergabung ke PAN setelah tidak dijadikan caleg oleh PPP lantaran enggan mendukung calon Gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada DKI 2017, Basuki Tjahaja Purnama.
"Kata Pak Zul, 'Saya, kalau kamu di PPP, saya alhamdulillah, tapi kalau di partai lain, lebih baik di partai saya'. Itu pas dulu mau pencalegan. Karena saya tidak dicalegkan, ya akhirnya saya pilih partai dong. Jatuhlah pilihan saya ke PAN," kata Lulung.
Baca juga: Lulung: Jangan Ada yang Bilang Saya Pecah di PAN
Saat namanya terdaftar dalam daftar calon tetap yang dikeluarkan KPU RI, pada Oktober 2018 Lulung memutuskan mundur dari wakil ketua DPRD DKI Jakarta peridoe 2014-2019.
Lalu akhirnya Lulung terpilih dan masuk dalam anggota DPR periode 2019-2024 dari fraksi PAN.
Setelah tiga tahun bergabung dengan PAN, pada awal September 2021, Lulung memutuskan untuk mengundurkan diri. Ia kemudian memilih untuk kembali ke PPP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.