Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Potensi Masuknya Corona Varian Mu, Ini Upaya Pemerintah

Kompas.com - 08/09/2021, 07:11 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, sejumlah upaya ditempuh pemerintah untuk mencegah masuknya varian baru virus corona varian Mu atau B.1.621 ke Indonesia.

Upaya yang dimaksud salah satunya memperketat persyaratan warga yang hendak masuk ke RI. Misalnya, tidak boleh positif Covid-19, sudah harus divaksin, dan menjalani karantina setibanya di Tanah Air.

"Pemerintah senantiasa berupaya mencegah masuknya varian baru dari luar Indonesia melalui pengetatan kebijakan karantina internasional, entry dan exit testing, serta persyaratan vaksin," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (7/9/2021).

Baca juga: Corona Varian Mu Lebih Ganas dari Delta? Ini Penjelasan Satgas Covid-19

Upaya tersebut juga dibarengi dengan percepatan vaksinasi, pembatasan kegiatan, dan berbagai kebijakan lainnya yang pada pokoknya bertujuan untuk menekan angka penularan virus.

Upaya-upaya itu, kata Wiku, dapat berhasil jika dibarengi dengan peran aktif masyarakat untuk tetap disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Kendati demikian, Wiku memastikan bahwa virus corona varian Mu belum ditemukan di Indonesia. Hal itu dipastikan dari hasil whole genome sequencing (WGS) atau pemeriksaan penyebaran mutasi virus di Tanah Air.

"Data whole genome sequencing per 6 September 2021 menyebutkan bahwa varian ini tidak ditemukan di Indonesia," ujar Wiku.

Baca juga: Luhut Ingatkan Kemungkinan Gelombang Ketiga Covid-19, Waspadai Varian Mu

Wiku mengatakan, virus corona varian Mu pertama kali ditemukan di Colombia pada Januari 2021.

B.1.621 kemudian ditetapkan sebagai variant of interest (VOI) atau varian yang diamati Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) per 30 Agustus 2021.

Varian yang masuk dalam VOI merupakan varian yang mengalami perubahan pada susunan genetikanya. Perubahan ini diprediksi dapat mempengaruhi karakteristik virus.

Namun demikian, kata Wiku, hingga kini belum dapat dipastikan indikasi karakteristik Mu. Misalnya, lebih ganas dibanding varian Delta atau dapat menghindari kekebalan tubuh.

"Masih merupakan perkiraan dan masih terus diteliti lebih dalam," kata dia.

Baca juga: Antisipasi Varian Mu, Epidemiolog: Pintu Masuk Tak Mesti Ditutup, Perkuat Screening dan Vaksinasi

Menyikapi potensi penularan virus corona varian Mu, Kementerian Perhubungan juga tengah menyiapkan sejumlah langkah.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya bakal melakukan pengendalian transportasi.

Pengendalian dilakukan pada simpul-simpul transportasi yang melayani rute-rute internasional, yakni bandara maupun pelabuhan internasional.

Kemenhub juga berkoordinasi dengan operator sarana dan prasarana transportasi agar tetap konsisten menjalankan protokol kesehatan, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya varian baru virus corona.

Baca juga: Waspada Varian Mu, Bagaimana Potensinya Sampai ke Indonesia?

“Kami segera menggelar pertemuan untuk berkoodinasi dengan pihak-pihak terkait, untuk menentukan langkah-langkah pengendalian yang diperlukan, dalam rangka mencegah masuknya varian baru Covid-19,” kata Budi dalam keterangan tertulis, Selasa (7/9/2021).

Varian Mu kini telah tersebar di 39 negara. Selain negara-negara Amerika Selatan, Inggris, Eropa, Amerika Serikat dan Hong Kong dikabarkan sudah mulai terserang varian ini.

Tercatat, varian Mu menyumbang infeksi Covid-19 global sebesar 0,1 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com