Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Deteksi 1.625 Warga Positif Covid-19 Masih Beraktivitas, Mayoritas Ingin Masuk Mal

Kompas.com - 07/09/2021, 17:30 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan, ada 1.625 warga yang terdeteksi berstatus hitam pada aplikasi PeduliLindungi tengah beraktivitas di luar rumah.

Ribuan warga itu diketahui tengah positif Covid-19 atau menjadi kontak erat pasien positif. Tak hanya beraktivitas di jalan, mayoritas bahkan terpantau ingin masuk mal.

"Kita sudah berhasil menjaring kira-kira kasus hitam itu sebanyak 1.625. Jadi 1.625 kasus itu adalah mereka yang tidak diketahui sebelumnya atau diketahui sebelumnya menderita Covid-19 atau kontak erat," ujar Dante dalam konferensi pers pada Senin (6/7/2021).

"Tapi, mereka masih berkeliaran di jalan. Itu terutama disebabkan karena mereka terdeteksi di sektor perdagangan, terutama ketika kegiatan masuk mal," lanjutnya.

Sehingga menurut Dante, strategi skrining dengan memanfaatkkan aplikasi PeduliLindungi sangat penting dilakukan.

Baca juga: Daftar Kegiatan yang Wajib Pakai Aplikasi PeduliLindungi Berdasarkan Aturan Terbaru

Tujuannya, untuk menjaga agar mencegah potensi meluasnya penularan Covid-19 di tempat umum.

Dante menjelaskan, aplikasi PeduliLindungi berfungsi memantau masyarakat dan memitigasi mereka sesuai status mobilitasnya.

Status yang dimaksud ditandai dengan empat kriteria warna, yakni hijau, kuning, merah dan hitam.

"Kriteria hitam ini adalah mereka yang (berstatus) kasus positif dan kontak erat yang positif. Sehingga ini dilakukan evaluasi agar tidak melakukan penyebaran dan meningkatkan terjadinya kasus positif," tambahnya.

Dieberitakan sebelumnya, pemerintah akan aktif memantau pergerakan individu berstatus positif Covid-19 yang masih beraktivitas di tempat umum melalui aplikasi PeduliLindungi.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah akan mengubah kategori warna pada aplikasi tersebut.

Baca juga: Penggunaan PeduliLindungi Diperluas, Anggota DPR Ingatkan Soal Keamanan Data

Warna hitam akan ditambahkan pada fitur aplikasi untuk menandai individu positif Covid-19 dan kontak erat dari pasien atau individu yang positif Covid-19.

"Pada minggu ini kita akan melakukan perubahan kategori warna pada PeduliLindungi. Akan ditambahkan kategori warna hitam bagi orang yang terindentifikasi positif Covid-19 atau kontak erat (pasien positif)," ujar Luhut dalam konferensi pers secara daring pada Senin (30/8/2021) malam.

Dengan adanya penambahan ini, akan lebih mudah mendeteksi warga positif Covid-19 yang masih memaksakan diri beraktivitas di tempat umum.

Jika terdeteksi, orang itu akan langsung dievakuasi untuk menjalani isolasi demi menghindari penyebaran Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Nasional
Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Nasional
Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com