Izinkan warga gelar hajatan di tengah pandemi
Sebelum itu, pada pertengahan Juni 2021, Budhi pernah menjadi sorotan publik karena mengizinkan warganya menggelar hajatan di tengah kasus Covid-19.
Ketika itu, Jawa Tengah diketahui sedang mengalami peningkatan kasus Covid-19 yang sangat signifikan.
Budhi beralasan, kebijakannya itu sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.
“Saya berpegang pada Inpres Nomor 6 Tahun 2020 dan aturan tentang PPKM Mikro (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, red),” kata Budhi, saat dikonfirmasi Sabtu (19/6/2021).
Baca juga: Jadi Tersangka Korupsi, Kekayaan Bupati Banjarnegara Rp 23,8 Miliar, Tercatat Tak Punya Kendaraan
Dengan kebijakan itu, kata Budhi, masyarakat tidak perlu khawatir saat hendak membuat kegiatan dengan mengundang massa. Sebab, aparat yang datang nantinya hanya berkapasitas mengedukasi masyarakat agar sesuai protokol kesehatan.
“Gugus tugas pasti mengizinkan, pemerintah hadir bukan untuk membubarkan tapi untuk mengedukasi tentang protokol kesehatan. Tolong agak minggir ya, pakai masker ya, begitu,” ujar dia.
Tuding kasus Covid-19 naik karena RS kejar klaim biaya perawatan
Masih di bulan Juni 2021, Budhi juga pernah membuat pernyataan yang mengundang kontroversi. Ia menuding ada permainan klaim biaya perawatan pasien Covid-19 oleh pihak rumah sakit.
"Enggak tahu loh kalau ini dikondisikan, enggak ngerti kalau punya kepentingan dikondisikan. Karena sekarang lumayan sih, kalau karantina di rumah sakit kan lumayan klaimnya. Aku juga udah ngerti," katanya.
Baca juga: Konstruksi Kasus Korupsi Bupati Banjarnegara: Aktif Meminta Fee hingga Libatkan Perusahaan Keluarga
Ia juga menyebut adanya petugas sales rumah sakit. Menurutnya, petugas sales tersebut akan mendapat honor jika ada pasien Covid-19 mau dirawat di rumah sakit.
"Kemarin saya sudah ketemu sama salesnya. Ada sales-nya namanya Bejo, mencari orang sakit (Covid-19) untuk dipondokin (dirawat) di rumah sakit. Kalau dipondokin dengan mobil sendiri Rp 200.000 tapi kalau diambil pakai ambulans rumah sakit honornya Rp 100.000," jelas Budhi.
Budhi menilai mafia pasien inilah yang membuat angka Covid-19 di sejumlah daerah melonjak. Keuntungan yang selangit membuat rumah sakit berlomba-lomba mencari pasien Covid-19.