Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elite Diingatkan Tahan Syahwat Politik di Tengah Pandemi

Kompas.com - 02/09/2021, 19:17 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra menilai, bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) dalam koalisi partai politik pendukung pemerintah menunjukkan masih adanya syahwat atau keinginan berkuasa politik yang meningkat di masa pandemi.

Ia menduga, bergabungnya PAN sebagai kesimpulan pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan para elite parpol koalisi dalam rangka persiapan logistik Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Ini untuk mempersiapkan logistik Pemilu 2024. Pandemi, tidak menyurutkan syahwat politik, tapi malah meningkat," kata Azyumardi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/9/2021).

Baca juga: Sekjen PBB Sebut Jokowi Takut Wacana Amendemen UUD 1945 Melebar ke Mana-mana

Ada tiga dinamika politik yang disorotinya. Pertama, Presiden Jokowi bertemu pimpinan parpol koalisi di parlemen dan non parlemen di Istana Kepresidenan Jakarta.

Diketahui, Presiden Jokowi bertemu ketua umum dan sekretaris jenderal parpol koalisi di parlemen pada Rabu (25/8/2021). Kemudian Jokowi juga bertemu pimpinan parpol pendukung non parlemen pada Rabu (1/9/2021).

"Kedua, elite parpol memasang billboard. Ketiga, elite parpol saling bertemu dan menjajaki," ucapnya.

Azyumardi berpendapat, hal-hal mengenai syahwat politik jelas seharusnya dihindari mengingat situasi sulit akibat pandemi masih terjadi di masyarakat.

Ia pun meminta pemerintah dalam hal ini, Presiden Jokowi sebagai Kepala Negara sebaiknya tidak memainkan political game atas nama pandemi.

"Agar dikendalikan. Dan sebaiknya menggalang berbagai upaya membantu korban Covid-19. Presiden harusnya lebih konsentrasi dan menggerakkan birokrasi mengatasi pandemi, memulihkan krisis ekonomi, pengangguran dan kemiskinan serta kemerosotan pendidikan," tegasnya.

Terkait masuknya PAN dalam koalisi pemerintah, Azyumardi juga menilai ada dua pertimbangan pragmatis lainnya.

Pertama, bergabungnya PAN akan berefek pada partai berlambang matahari terbit itu dalam kekuasaan pemerintah. PAN, kata Azyumardi, jelas akan mendapatkan bagian dalam pemerintahan.

"Seperti kekuasaan, pejabat kementerian, BUMN, jabatan di Kabupaten/Kota," kata dia.

Kedua, PAN dinilai akan mendapat konsesi dan fasilitas yang disediakan pemerintah setelah resmi bergabung dengan koalisi pemerintahan.

Diketahui bersama, PAN menyatakan resmi bergabung dalam koalisi pemerintahan Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin. Keputusan itu diambil dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PAN pada Selasa (31/8/2021).

Baca juga: Menakar Kekuatan Politik Partai Koalisi Pemerintah di Tengah Menguatnya Wacana Amendemen UUD 1945...

Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengeklaim, seluruh DPW PAN di Indonesia menyetujui bergabungnya partai ke koalisi pemerintahan.

"Rakernas menyetujui PAN berada di posisi partai koalisi pemerintah dalam rangka perjuangan politik untuk membawa kebaikan dan memberi manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara," kata Yoga saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Sebelumnya, isu bergabungnya PAN dalam koalisi pemerintah terungkap setelah partai berlambang matahari terbit itu diundang Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan petinggi parpol koalisi, Rabu (25/8/2021) di Istana Negara Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com