JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian baru virus Corona bernama Mu atau B.1.621 belum terdeteksi di Indonesia.
Nadia mengatakan, varian Corona Mu ini ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam kategori varian of interest (VOI).
"Di Indonesia belum terdeteksi ini (varian Corona Mu), ini termasuk VOI dan memiliki sifat seperti varian Beta tapi ini perlu dilakukan kajian lebih lanjut," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/9/2021).
Baca juga: 4 Fakta tentang Varian Mu, Varian Baru Virus Corona yang Dipantau WHO
Nadia mengatakan, varian tersebut menjadi perhatian Kemenkes. Pemerintah terus memantau dengan melakukan pemeriksaan sampel menggunakan metode whole genome sequencing (WGS).
"Kita memantau ya melalui pemeriksaan sequencing sama seperti varian lainnya," ujarnya.
Dikutip dari The Guardian, Rabu (1/9/2021), varian Mu atau B.1.621 pertama kali diidentifikasi di Kolombia pada Januari 2021, dan dilaporkan di beberapa bagian Amerika Selatan.
Di luar Amerika Selatan, kasus juga dilaporkan di Inggris, Eropa, AS, dan Hong Kong.
Baca juga: WHO Ingatkan Bahaya Varian Covid-19 Mu, Lebih Resisten Vaksin?
Dalam buletin mingguan WHO tentang pandemi menyebutkan, varian tersebut memiliki kemampuan yang menunjukkan dirinya bisa lebih tahan terhadap vaksin, seperti halnya varian Beta.
Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memeriksa varian Mu.
Menurut pemberitaan France24, ada kekhawatiran yang meluas atas munculnya mutasi virus baru.
Hal ini disebabkan karena tingkat infeksi kembali meningkat secara global, terlebih dengan adanya varian Delta yang mudah menular.
Baca juga: Mengenal Varian Baru Virus Corona Mu yang Disebut Kebal terhadap Vaksin
Semua virus, termasuk SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 bermutasi dari waktu ke waktu. Sebagian besar mutasi memiliki sedikit atau tidak berpengaruh pada sifat virus.
Namun, mutasi tertentu dapat memengaruhi sifat virus dan memengaruhi seberapa mudah virus itu menyebar, tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya, dan ketahanannya terhadap vaksin, obat-obatan, dan tindakan pencegahan lainnya.
Meskipun prevalensi global varian Mu di antara kasus berurutan telah menurun dan saat ini di bawah 0,1 persen prevalensi di Kolombia (39 persen) dan Ekuador (13 persen) secara konsisten masih meningkat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.