Setelah semua anggota Komisi VIII menyampaikan pertanyaan, Yaqut menjawabnya satu per satu termasuk pertanyaan Wulan.
Ia beralasan, terkait program prioritas nasional Kemenag justru sudah tergambarkan dalam presentasi yang diberikan kepada anggota Komisi VIII, tepatnya pada halaman 10 dan halaman 11.
Sementara itu, terkait pertanyaan soal kunjungan kerja ke Rembang, Yaqut beralasan bahwa kapasitas memori yang dimilikinya untuk mengingat semua pihak terbatas.
Ia mengaku luput untuk mengajak serta Komisi VIII dalam kunjungan tersebut.
"Jadi kalau harus menyimpan banyak memori, ya namanya manusia terbatas. Kalau Bu Wulan tahu, enggak ada salahnya, saya kira Bu Wulan yang bisa telepon saya. Enggak harus saya yang kasih tahu Bu Wulan. Nah memang problem waktu kejadian itu saya enggak ingat karena keterbatasan memori," tutur Yaqut.
"Karena kan kita dikasih memorinya terbatas sama Tuhan, kita minta lebih juga susah," ujar dia.
Baca juga: Akan Terbang ke Arab Saudi Bicarakan Umrah, Menag: Mudah-mudahan Ada Kabar Baik
Untuk itu, ia meminta anggota DPR mengingatkanna jika sudah mengetahui adanya rencana kunjungan kerja ke daerah tertentu.
Lebih lanjut, Yaqut juga beralasan bahwa kunjungan ke Rembang itu bukanlah kunjungan kerja yang direncanakan atau dijadwalkan, melainkan sidak.
"Kebetulan itu juga sidak, bukan yang terencana, bukan kunjungan yang terencana. Jadi karena saya sepanjang tahun ini belum ketemu orangtua saya, saya mampir orangtua terus sidak sekalian. Masa ke Rembang cuma ketemu orangtua saja, seperti apa begitu, ya sudahlah sidak saja," kata Yaqut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.