Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Ada Ego Sektoral dalam Distribusi Vaksin Covid-19

Kompas.com - 31/08/2021, 19:32 WIB
Tatang Guritno,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai, para pejabat publik sedianya tidak mengedepankan ego sektoralnya dalam distribusi vaksin Covid-19.

Hal itu disampaikan Trubus menanggapi pernyataan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mengeluhkan distribusi vaksin di wilayahnya tidak merata karena adanya titipan dari ormas dan DPR.

“Pemerintah dalam hal ini Kemenkes tidak boleh lagi menggunakan ego sektoralnya, di mana kemudian Kemenkes mengalokasikannya sendiri,” tutur Trubus pada Kompas.com, Selasa (31/8/2021).

Baca juga: Ganjar Sebut Vaksinasi di Jateng Terhambat Titipan Ormas dan DPR

Trubus mengatakan, Kemenkes tidak boleh merasa bahwa urusan vakasinasi Covid-19 merupakan urusannya sendiri.

Trubus meminta agar Kemenkes mengedepankan kolaborasi dengan pemerintah daerah dalam proses distribusi vaksin Covid-19.

Dengan begitu, kepala daerah tahu berapa jumlah pasti vaksin yang didistribusikan ke wilayahnya.

“Selama ini kepala daerah itu kerap seperti kucing dalam karung. Tidak tahu menahu vaksin yang dikirim berapa, jumlah dan kondisinya seperti apa. Ini seolah monopoli dari Kemenkes. Sumber masalahnya disitu,” kata dia.

Trubus juga menyampaikan, jika distribusi lebih fokus diberikan ke pemerintah daerah masing-masing, mestinya penyalurannya akan lebih jelas.

Sebab, masing-masing pemerintah daerah, khususnya pemerintah provinsi memiliki data lebih akurat terkait jumlah masyarakat penerima vaksin di masing-masing kabupaten dan kota.

“Pemprov kemudian membagi ke wilayah kabupaten kota sesuai dengan data masyarakat yang harus diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin,” kata dia.

Baca juga: PGI Soroti Kesenjangan Akses Vaksin Covid-19 di Tanah Air

Trubus mengingatkan bahwa vaksin Covid-19 merupakan hak semua warga negara Indonesia yang diatur dalam UUD 1945.

“Menurut UUD Pasal 28 huruf h, vaksin itu hak kesehatan semua orang. Semua orang berhak mendapatkannya. Jadi jangan ada diskriminasi dalam pendistribusiannya,” kata dia.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mempertanyakan tidak meratanya distribusi vaksin Covid-19 di wilayahnya.

Ada empat wilayah di Jawa Tengah yang belum mendapat alokasi vaksin dari Kemenkes yaitu Kabupaten Cilacap, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang dan Kota Pekalongan.

Menurut Ganjar, hal ini disebabkan adanya pengaturan terlalu detail dalam alokasi vaksin.

Baca juga: Menko PMK: Jangan Pilih-pilih, Semua Vaksin Covid-19 Berkhasiat

Kemenkes, kata Ganjar, tidak hanya membagi jatah vaksin untuk kabupaten dan kota, tapi juga berdasarkan kelompok seperti ormas, titipan anggota DPR dan lain sebagainya.

“Saya enggak ngerti nih. Kepentingan pusat kayaknya terlalu jauhlah membagi sampai tingkat detail itu. Ormas ini sekian, terus kemudian dari titipan DPR sekian, itu merepotkan kita di bawah,” ujar Ganjar.

“Karena yang dibawah ini akhirnya mereka ditarik, ‘Ayo dong tempatku dulu, ayo dong kelompokku dulu,’ maka vaksinatornya repot,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com