Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Pejabat Pemburu Booster dan Masyarakat yang (hanya) Bermasker

Kompas.com - 27/08/2021, 17:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Akhiri polemik booster demi keadilan

Pemerintah sendiri baru berencana akan memberikan suntikan vaksin ketiga untuk masyarakat umum setelah 12 bulan atau tahun depan.

Besar kemungkinan booster akan berbayar atau melalui skema BPJS. Booster akan digratiskan untuk penerima bantuan iuran BPJS, sedangkan masyarakat lain akan dikenakan ongkos yang tidak terlalu mahal (Kompas.com, 25 Agustus 2021).

Baca juga: Menkes Wacanakan Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga Berbayar, Harga Kisaran Rp 100.000

Sementara itu persoalan perlu tidaknya suntikan vaksin ketiga saja sampai sekarang masih menjadi perdebatan.

Ada yang menyebut, imunitas tubuh yang dihasilkan oleh vaksin dosis kedua akan turun dalam jangka waktu terentu

Tetapi ada juga yang berargumen, semua itu hanyalah “akal-akalan” produsen vaksin agar dagangannya laris.

Terlepas dari itu semua, tidak salah jika menengok pandangan akademis dari Universitas Gajah Mada (UGM) Jogyakarta, Bayu Satria Wiratama.

Epidemiolog ini berargumen, sebenarnya belum mendesak dan belum ada jaminan pemberian vaksin dosis ketiga bagi tenaga kesehatan (nakes) mujarab mencegah paparan varian Delta.

Menurutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyebab kematian para nakes. Disebutkan pula, belum ada bukti kuat bahwa dosis ketiga dibutuhkan terutama untuk melawan varian Delta (Ugm.ac.id. 10 Juli 2021).

Yang lebih penting adalah mengetahui kenapa ada nakes yang gugur meskipun sudah mendapat suntiksan vaksin dosis kedua. Apakah memang efektivitas vaksin yang rendah atau ada penyebab lain?

Untuk kesetaraan dan keadilan – termasuk dalam hal vaksinasi- sebagai sesama warganegara, tidak salahnya jika kepentingan umum diutamakan di atas kepentingan pribadi.

Sekalipun kalimat ini absurd tetapi setidaknya mengingatkan kembali sumpah jabatan yang selalu diucapkan di setiap pelantikan pejabat baru:

“Akan mengutamakan kepentingan rakyat, kepentingan umum, bahkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.”

Saya jadi teringat perjuangan Digma Marchya Agatha (23) relawan swab di Kediri, Jawa Timur, yang terpapar Covid dan akhirnya meninggal dunia.

Mahasiswi semester enam Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri ini memutuskan membaktikan dirinya sebagai relawan testing dan tracing di Kediri.

Rasio tracing di Kota Kediri tercatat berada di peringkat pertama di Jawa Timur. Alih-alih mendapat booster, mungkin juga Digma belum mendapat vaksin dosis kedua saat dia harus mengakhiri kiprah kemanusiannya yang langka dilakukan remaja di usianya (Kompas.com, 5 Agustus 2021).

Baca juga: Mengenang Digma Marchya, Mahasiswa Semester 6 yang Meninggal karena Covid-19, Jadi Relawan Swab Tracing di Kediri

Digma telah memberikan keteladanan bagi kita semua. Melakukan tindakan kemanusian tanpa perlu sorak pujian dan riuhnya liputan pemberitaan di media.

Digma mengajarkan kita semua untuk berbuat baik tanpa pamrih. Digma hanya masyarakat biasa yang berjuang dengan masker, bukan pejabat yang memburu booster.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com