JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut, pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 sebagai fenomenal.
Itu karena Pilkada 2020 digelar di tengah pandemi Covid-19.
Tito mengeklaim, Pilkada 2020 sukses meski dilaksanakan saat wabah melanda Tanah Air.
Hal itu dikatakan Tito saat memberikan sambutan pada acara Peluncuran Buku Kajian Evaluatif Penanganan Pelanggaran Pilkada 2020 yang diselenggarakan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) secara virtual, Kamis (26/8/2021), dikutip dari Antara.
"Saya ingin ingatkan bahwa jangan kita menganggap peristiwa pada 9 Desember 2020 itu sesuatu yang bisa," kata Tito.
Baca juga: MK Tolak Sengketa PSU Pilkada Kalsel, Begini Respons Denny Indrayana
"Kita melaksanakan suatu pekerjaan yang sangat luar biasa, yang fenomenal. So please, jangan anggap biasa kegiatan yang jadi fenomenal itu," ujar mantan Kapolri itu.
Tito menuturkan, Pilkada 2020 adalah pemilu terbesar kedua di dunia selama pandemi setelah Pilpres Amerika Serikat. Maka, kata dia, kesuksesan tersebut dirasa luar biasa.
"Kita melaksanakan election di tengah situasi seperti itu dan ini bukan suatu yang mudah, ini second biggest election in the world setelah Amerika Serikat," katanya pula.
Lebih lanjut, Tito mengatakan, sejumlah negara yang menggelar pemilu saat kondisi pandemi memiliki tiga skenario untuk menyukseskan pesta demokrasi itu.
Pertama, ialah tetap menyelenggarakan pemilu di tengah krisis pandemi seperti yang dilakukan Korea Selatan pada Maret 2020.
Skenario kedua, lanjutnya, ialah dengan menunda pelaksanaan pemilu, namun tetap diselenggarakan di tahun 2020.
"Kita (Indonesia) ambil opsi kedua, menunda dari September ke Desember karena untuk persiapan. Jadi kita tetap melaksanakan pilkada di 2020," katanya lagi.
Skenario terakhir ialah negara yang menunda pelaksanaan pemilu ke tahun berikutnya.
Baca juga: KPU Pastikan Pemilu dan Pilkada Serentak Digelar pada 2024
Meskipun menunda pelaksanaan Pilkada Serentak 2020, katanya pula, Indonesia dapat meraih partisipasi masyarakat hingga mencapai 76,09 persen dan tidak menyebabkan peningkatan angka penularan kasus aktif di 270 daerah pilkada.
"Yang terjadi, analisanya 270 daerah penyelenggara pilkada angka Covid-19 turun, daerah yang enggak ada pilkada (justru) naik," ujarnya pula.
Oleh karena itu, dengan pengalaman Pilkada 2020 tersebut, Tito meminta para penyelenggara pemilu dan pihak-pihak terkait untuk yakin bahwa Pemilu 2024 dan Pilkada Serentak 2024 tetap dapat terlaksana sesuai dengan jadwalnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.