JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, penyuntikan jenis vaksin Covid-19 yang berbeda harus berdasarkan hasil studi lanjutan.
Sejauh ini, baru beberapa kombinasi penyuntikan vaksin Covid-19 saja yang dinyatakan lolos uji saat diberikan ke populasi warga.
"Terkait praktik penyuntikan jenis vaksin (Covid-19) yang berbeda pada satu orang atau mixing vaccine harus dilakukan berdasarkan studi lanjutan. Sejauh ini beberapa kombinasi jenis vaksin yang sudah lolos uji di populasi misalnya AstraZeneca dan Pfizer di Jerman," ujar Wiku dalam konferensi pers secara virtual pada Kamis (26/8/2021).
Baca juga: UPDATE 26 Agustus: Cakupan Vaksinasi Covid-19 Capai 16,02 Persen dari Target
Selain kombinasi di atas, ada kombinasi AstraZeneca dengan vaksin Sputnik di Azerbaijan, kombinasi Sinovac dengan AstraZeneca di Thailand, dan kombinasi antara Sinovac dan Moderna di Indonesia.
Wiku menegaskan, jenis vaksin yang dapat dikombinasikan ini nantinya dapat berkembang secara dinamis sesuai perkembangan uji lanjutan lainnya.
Baca juga: Soal Pejabat yang Sudah Dapat Vaksin Dosis Ketiga, Epidemiolog: Itu Salah
Sementara itu, khusus praktik penyuntikan kombinasi vaksin Covid-19 di Indonesia, sejauh ini hanya diperuntukkan bagi tenaga kesehatan.
"Hal ini mengingat jenis vaksin Sinovac yang diterima oleh tenaga kesehatan pada dua dosis pertama saat ini juga dialokasikan untuk populasi khusus misal untuk anak, ibu hamil, maupun ibu menyusui," kata Wiku.
"Untuk itu diharapkan masyarakat dapat mengikuti vaksinasi sesuai prosedur yang direkomendasikan untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang terdekat," ucap dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.