JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, pada pekan ini, pihaknya akan merilis 10.000 kasus Covid-19 dari Kota Depok yang belum tercatat dalam sistem New All Record (NAR) Kemenkes.
"Karena selama ini sistem pelaporan kota Depok belum terhubung dengan NAR di pemerintah pusat," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi melalui kanal YouTube Kemkominfo TV, Rabu (25/8/2021).
Nadia mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dan Kemenkes tengah bekerja sama untuk dalam memperbaiki data tersebut, sehingga gambaran epidemiologi di Depok lebih nyata.
Baca juga: Data Covid-19 Depok Masih Rekonsiliasi, Hari Ini Akan Rilis
"Sehingga tidak akan mempengaruhi level situasi pandemi," ujarnya.
Selain itu, Nadia mengatakan, terdapat 18,3 persen atau 49.000 data kasus aktif di daerah yang belum diperbarui dalam kurun waktu lebih dari 21 hari.
Oleh karenanya, kata Nadia, pihaknya dan pemerintah daerah tengah meng-upgrade data-data tersebut.
Karena data-data itu akan terus bergerak, sehingga Kemenkes akan merilis data kasus aktif ini berdasarkan tanggal kejadian.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan, kasus konfirmasi positif Covid-19 dan kematian pasien virus corona akan kembali meningkat dalam beberapa hari ke depan.
Hal ini dikarenakan sejumlah daerah bakal mengeluarkan penumpukan data kasus konfirmasi dan kematian.
"Dalam beberapa hari ke depan akan kembali terjadi kenaikan tren kasus konfirmasi dan juga kasus kematian akibat tabungan kasus konfirmasi dan kematian yang dikeluarkan oleh beberapa kabupaten dan kota," kata Luhut dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (23/8/2021).
Luhut mengatakan, penumpukan data kasus konfirmasi dan kematian jumlahnya mencapai ratusan atau bahkan ribuan.
Baca juga: NIK Bermasalah Saat Hendak Vaksin Covid-19? Warga Depok Bisa Lapor via WA
Angka itu akan dikeluarkan secara bertahap dalam 10 hari ke depan.
Menurut Luhut, terjadinya penumpukan data ini menggambarkan sulitnya mengatur pendataan kasus konfirmasi dan kematian terkait Covid-19.
"Sebagai gambaran pada teman-teman media betapa susahnya kita mengatur ini dan ini kaitannya bagaimana tadi juga di teman-teman di pemerintahan daerah," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.