JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, stabilitas harga bahan pangan sangat penting bagi masyarakat saat kondisi daya beli sedang menurun.
Oleh karena itu, dia meminta Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menjaga kestabilan harga barang kebutuhan pangan kebutuhan pokok lain.
"Dalam kondisi daya beli masyarakat yang menurun, stabilitas harga bahan pangan sangat penting bagi rakyat. Jaga terus ketersediaan stok dan stabilitas harga barang-barang, utamanya barang kebutuhan pokok," ujar Jokowi dalam arahannya pada Rakornas Pengendalian Inflasi 2021 di Istana Negara yang disiarkan secara virtual, Rabu (24/8/2021).
Baca juga: Jokowi Minta Tim Pengendali Inflasi Jaga Stabilitas Harga Barang Kebutuhan Pokok
Apabila terjadi hambatan dalam hal produksi dan distribusi, presiden meminta supaya segera diselesaikan.
Dia pun meminta agar ada pengecekan di lapangan secara berkala
"Harus lihat cek lapangan bagaimana apakah ada kendala produksi dan distribusi," kata dia.
Kedua, Jokowi meminta TPIP dan TPID tidak hanya fokus mengendalikan inflasi, tetapi juga harus proaktif mendorong sektor ekonomi yang tumbuh makin produktif.
Caranya, membantu meningkatkan produktivitas petani dan nelayan, memperkuat sektor UMKM agar mampu bertahan dan naik kelas.
Ketiga, Jokowi meminta agar TPIP dan TPID bisa memanfaatkan momentum pandemi ini untuk meningkatkan nilai tambah di sektor pertanian.
"Karena di tengah pandemi Covid-19 sektor pertanian menjadi sektor unggulan, bisa tetap bergerak produktif dan melibatkan banyak tenaga kerja," ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, kepala negra juga mengungkapkan, angka inflasi Indonesia pada kuartal kedua 2021 sebesar 1,52 persen. Besaran inflasi itu disebutnya kecil dan terkendali.
Baca juga: Jokowi: Jangan Hanya Fokus Kendalikan Inflasi...
Selain itu, menurut dia, angka 1,52 persen jauh di bawah inflasi yang ditargetkan pemerintah sebesar 3 persen.
Meski demikian, Jokowi mengingatkan bahwa inflasi yang rendah bisa jadi bukan informasi yang positif.
Sebab, kondisi tersebut bisa mengindikasikan penurunan daya beli masyarkat sebagai akibat pembatasan aktvitas.
"Kita juga tahuinflasi yang rendah juga bisa bukan hal yang menggembirakan karena bisa saja ini mengindikasikan turunnya daya beli masyarakat akibat pembatasan aktivitas dan mobilitas," kata Jokowi.
Oleh karena itu, pada kuartal ketiga 2021 ini pemerintah harus waspada, mengatur keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi atau mengatur rem dan gas.
Baca juga: Jokowi: Inflasi Rendah Bisa Indikasikan Daya Beli Turun akibat Pembatasan Mobilitas
Dengan demikian, penyebaran Covid-19 tetap harus bisa dikendalikan dan masyarakat yang rentan harus bisa dilindungi.
"Daya beli masyarakat harus ditingkatkan yang akan mendorong sisi permintaan serta akan menggerakkan mesin pertumbuhan ekonomi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.