JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengakui, jumlah pemeriksaan (testing) dan pelacakan kontak erat (tracing) kasus Covid-19 masih jauh dari target.
Nadia mengatakan, hingga saat ini, pihaknya terus berupaya meningkatkan jumlah testing, salah satunya dengan menurunkan batas tarif tertinggi untuk tes real time polymerase chain reaction (RT-PCR).
"Bagaimana mendorong testing dan tracing, pertama kemarin harga PCR diturunkan 45 persen, jadi bagi masyarakat yang akan melakukan pemeriksaan secara mandiri itu sudah ada pemeriksaan testing yang bisa diakses 1x24 jam," kata Nadia dalam diskusi secara virtual, Selasa (24/8/2021).
Baca juga: Jokowi Instruksikan Strategi Hidup Bersama Pandemi, Testing Tak Lagi Massal
Nadia mengatakan, jumlah testing perlu ditingkatkan agar kasus positif Covid-19 lebih awal ditemukan sehingga pasien dapat ditangani dengan baik.
Ia mengatakan, pihaknya juga melakukan testing pada penderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) untuk memastikan tidak terpapar Covid-19.
"Kita melakukan testing ini kepada semua kasus, tadi ada semua kasus yang gejala ISPA itu dilakukan testing, supaya kita bisa dapatkan jumlah testing sesuai target," ujar dia.
Nadia juga mengatakan, testing tidak lepas dari pelacakan kontak erat (tracing). Oleh karena itu, tracing dilakukan dilakukan secara digital maupun langsung.
Terkait tracing secara digital, menurut Nadia, petugas dapat melakukan indentifikasi dari kasus positif Covid-19, kemudian, menghubungi kontak erat agar segera melakukan testing di fasilitas kesehatan terdekat.
"Kedua, kalau kita punya nomor telepon orang yang kontak erat itu akan dihubungi petugas puskesmas atau satgas," ucap dia.
Baca juga: Menkes: Lebih Baik Kasus Covid-19 Tinggi karena Testing Juga Tinggi
Nadia mengatakan, dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) masing-masing provinsi memiliki target testing yang harus dicapai sehingga jumlah testing seharusnya dapat ditingkatkan.
Selain itu, Kemenkes sedang mengintegrasikan semua laboratorium pemeriksaan Covid-19 di Indonesia dalam sistem New All Record (NAR).
Sebab, sebagian masyarakat yang melakukan pemeriksaan Covid-19 di laboratorium swasta tidak diketahui terkonfirmasi positif atau tidak, karena data tidak masuk dalam sistem NAR Kemenkes.
"Di dalam NAR kita tahu orang positif, di mana kita lakukan feedback ke puskesmas. Kita butuh dukungan dari pemda, di satgas itu sendiri, satgas seperti pak RT, kader keseharan Babinkantibmas," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, jumlah pemeriksaan spesimen Covid-19 di Tanah Air kembali menurun. Padahal, pemerintah telah sesumbar menargetkan angka tes Covid-19 yang cukup tinggi.
Baca juga: UPDATE: 148.410 Spesimen Diperiksa dalam Sehari, Positivity Rate Versi PCR 26,56 Persen
Berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19 pada Senin (23/8/2021), pemerintah telah memeriksa 122.737 spesimen Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.