Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Perlu Strategi Baru untuk Memahami Kelompok Jamaah Islamiyah

Kompas.com - 23/08/2021, 11:03 WIB
Tsarina Maharani,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar terorisme dan pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian, Noor Huda Ismail, mengatakan pemerintah perlu memiliki strategi baru dalam memahami pergerakan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI). Menurut Ismail, pandangan bahwa JI hanya sebagai gerakan teror tidak tepat.

"Perlu perubahan strategi. Jangan pakai pola-pola lama, menganggap mereka tidak bisa gaul dan sebagainya," kata Ismail saat dihubungi, Senin (23/8/2021).

Ismail menjelaskan, JI merupakan organisasi yang sistematis. Dalam menjalankan gerakannya, JI menggunakan pendekatan kebudayaan sehingga mudah beradaptasi dengan masyarakat.

Para anggota JI, kata Ismail, sangat memahami isu-isu terkini dan menggunakannya untuk menjaring massa.

"JI menggunakan cultural approach. Pendekatan dalam gaya hidup. Maka, mereka punya sekolah sendiri, biro jodoh sendiri, pendanaan, bisnis. Jangan lihat JI hanya latihan militer dengan latihan menembak, tapi mereka terstruktur," ujarnya.

Baca juga: Imigrasi Tahan Perempuan WN Inggris Istri Anggota Jamaah Islamiyah

Ia pun menyebutkan soal metode penggalangan dana yang dilakukan kelompok JI, yaitu melalui Syam Organizer.

Lembaga ini mengklaim sebagai penyalur dana kemanusiaan, baik ke dalam maupun luar negeri. Mereka menempatkan sejumlah kotak amal di toko-toko yang banyak dikunjungi masyarakat.

"Mereka menggunakan aksi-aksi kemanusiaan, seperti Syam Organizer, menggalang dana dengan isu kemanusiaan," tuturnya.

Menurut Ismail, kerja Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri menangani aksi terorisme sudah baik.

Namun, ia berharap koordinasi antarlembaga negara dalam menghadapi isu terorisme ini semakin ditingkatkan.

"Yang susah dilakukan negara itu koordinasi. Entah apa yang membuat tersendat," katanya.

Baca juga: Polri Sebut dari 96 Anggota Jamaah Islamiyah, 66 Orang Telah Berangkat ke Suriah

Dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jumat (20/8/2021), Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengungkapkan, penangkapan teroris yang terafiliasi dengan kelompok JI terus meningkat dalam tiga tahun terakhir.

Pada 2019, Densus menangkap 25 tersangka, bertambah pada 2020 menjadi 64 tersangka, dan sepanjang Januari-Agustus 2021 terdapat 123 tersangka yang ditangkap.

Penangkapan pada 2021 salah satunya dilakukan sepekan terakhir, yakni pada 12-20 Agustus 2021.

Aswin pun mengajak seluruh masyarakat berhati-hati, waspada, serta menjaga keamanan sekitar.

"Dari jumlah penangkapan yang banyak tadi kita harus tetep waspada dan tetep istilahnya menjaga kemananan di wilayah kita masing-masing," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com