Sebagai perusahaan patungan dengan Jepang, prototipe buatan Syarif pun dikirim ke Jepang untuk diuji. Setelah melalui penyesuaian, Vent-I dinyatakan bisa diproduksi dan telah disesuaikan dengan standar kualitas Panasonic.
Baca juga: Vent-I, Ventilator Portabel Karya Anak Bangsa, Segera Diproduksi Massal oleh Perusahaan Jepang
Pada Januari 2021, Vent-I sudah bisa diproduksi massal. Menristek Bambang S Brodjonegoro yang meluncurkan Vent-I.
“Kita menyaksikan suatu upaya yang tidak mudah tapi membuahkan hasil, yakni hilirisasi produk riset,” kata Bambang, Selasa, 26 Januari 2021.
Hari Tjahjono, dari ITB, menyebut momen ini sangat bersejarah. Menurut dia, hal yang paling ditakutkan oleh kalangan perguruan tinggi adalah bagaimana hasil risetnya bisa menjadi produk industri.
Dengan telah diluncurkannya Vent-I, mereka telah melampaui apa yang dinamakan valley of death. Banyak hasil riset di kampus-kampus hanya menumpuk di kertas atau di gudang, tak memiliki kelayakan untuk masuk industri.
Kini, Vent-I tidak hanya melambangkan nasionalisme yang menyala tapi juga membuktikan kelayakan untuk dimanfaatkan oleh publik.
Nama lengkap ventilator ini adalah Ventilator CPAP Vent-I Essential 3.5. Namun, nama publiknya adalah Vent-I.
Ventilator ini telah memenuhi standar internasional dari International Electronical Commission (IEC 60601), standar persyaratan ventilator (IEC 80601), standar kompatibilitas elektro magnetik (Electro Magnetic Compatibility/EMC) EN 55011 – CISPR 11).
Vent-I Juga telah lolos dari uji klinis di Universitas Padjadjaran dan BPFK Kemenkes, serta telah memiliki izin edar dari Kemenkes.
Sebagai bagian dari upaya berdaulat di bidang alat-alat kesehatan, Vent-I telah ditinjau oleh Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Ketua MPR Bambang Soesatyo.
“Dari segi kualitas saya percaya karena telah diuji oleh yang lebih berpengalaman, yaitu oleh Jepang,” kata Menkes saat berkunjung ke pabrik PHCI di Cikarang, Bekasi.
Dalam pidato kenegaraan di DPR RI, pada 16 Agustus 2021, Presiden Joko Widodo menyatakan, “Kemandirian industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan masih menjadi kelemahan serius yang harus kita pecahkan.”
Baca juga: Naskah Lengkap Pidato Kenegaraan 2021 Presiden Joko Widodo
Presiden juga mengatakan, struktur ekonomi Indonesia 55 persen adalah kontribusi konsumsi rumah tangga.
“Kita harus alihkan menjadi lebih produktif dengan mendorong hilirisasi, investasi, dan ekspor,” kata Presiden.
Karena itu, Presiden mengatakan, “Perluasan akses pasar bagi produk-produk dalam negeri menjadi perhatian serius pemerintah. Program Bangga Buatan Indonesia terus kita gencarkan.”