JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Ganip Warsito meminta warga yang tidak bisa menjalani isolasi mandiri (isoman) segera menuju tempat isolasi terpusat (isoter).
Menurut Ganip, hal ini juga berlaku untuk pasien Covid-19 tanpa gejala dan pasien yang bergejala ringan.
“Warga yang tidak dapat melakukan isolasi mandiri (isoman) saya sarankan untuk segera menuju ke fasilitas isolasi terpusat bagi yang OTG atau bergejala ringan,” ujar Ganip dilansir dari siaran pers BNPB, Jumat (20/8/2021).
Baca juga: Jokowi: Kurangi Pasien Covid-19 yang Isoman, Tarik ke Isolasi Terpusat
Menurut dia, hal tersebut penting supaya warga dapat terobati dan pulih secara cepat.
Ganip pun berpesan kepada masyarakat, apabila telah terpapar Covid-19 segera melapor kepada petugas setempat.
Mereka yang telah melapor dapat segera termonitor oleh petugas kesehatan sehingga cepat tertangani sejak dini.
Dia mengatakan, sakit Covid-19 bukan merupakan aib. Ganip juga pernah terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dan telah pulih.
Ia menyebut mereka yang pernah terinfeksi ini sebagai "alumni".
Baca juga: Bantu Warga Isoman Sembuh dari Covid-19, Pemkab Wonogiri Perkuat Sensitivitas Sosial Warga
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta kepala daerah mengurangi pasien positif Covid-19 yang melakukan isoman di rumah untuk dipindahkan ke tempat isoter.
Menurut dia, perawatan pasien positif di isoter bisa membantu mengurangi penyebaran Covid-19.
"Kurangi yang isoman ditarik ke isolasi yang terpusat. Ini akan sangat mengurangi sekali laju penyebaran," ujar Jokowi dalam pengarahan kepada Forkopimda se-Jawa Timur sebagaimana ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (20/8/2021).
Oleh karena itu, Jokowi meminta pangdam, kapolda dan kapolres di Jawa Timur dapat membantu menyelesaikan ketersediaan lokasi isoter.
Dia mengingatkan, isolasi yang terpusat juga berkaitan dengan tingkat kematian.
Baca juga: UPDATE: Tambah 202.484, Total Spesimen Covid-19 yang Diperiksa 30.213.170
Dia menduga, tingginya angka kematian salah satunya disebabkan pasien isoman yang tidak segera masuk ke isoter, sehingga saat dibawa ke rumah sakit sudah pada posisi terlambat.
"Saturasinya sudah turun baru dibawa ke rumah sakit, terlambat. Yang banyak di situ," ujar Jokowi.
Penyebab kedua, karena pasien yang meninggal memiliki penyakit penyerta atau komorbid sehingga kondisinya cepat menurun akibat tak tertangani dengan baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.