Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Beri Sinyal PTM Terbatas, Ketua Komisi X Minta Sekolah Jadi Zona Aman Covid-19

Kompas.com - 20/08/2021, 15:56 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) agar menjadikan sekolah sebagai zona aman Covid-19.

Menurut dia, hal ini lantaran sinyal dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait dilakukannya pembelajaran tatap muka terbatas jika vaksinasi terhadap tenaga pendidik dan siswa berjalan lancar.

"Presiden Jokowi memastikan jika sekolah akan segera dibuka jika vaksinasi Covid-19 berjalan lancar. Kami meminta Kemendikbud-Ristek menjadikan sekolah sebagai zona aman Covid-19 baik dari sisi kesehatan maupun sebagai ujung tombak kampanye hidup dengan kebiasaan baru (new normal) di era pandemi," kata Huda dalam keterangannya, Jumat (20/8/2021).

Baca juga: Nadiem Sebut Jokowi Dukung PTM Terbatas Digelar di Wilayah PPKM Level 1-3

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menjelaskan, pembukaan sekolah layak segera dilakukan mengingat kian banyaknya tingkat vaksinasi terhadap guru dan siswa.

Selain itu, menurut dia, tren penurunan kasus harian maupun kasus aktif juga terus terjadi di Tanah Air.

"Kami berharap pembukaan sekolah secara terbatas yang dikombinasikan dengan pembelajaran online bisa mengembalikan ikatan emosional dari peserta didik atas lingkungan sekolah mereka," ujarnya.

Huda menambahkan, pembukaan sekolah tatap muka secara terbatas juga bisa membuat siswa terbiasa untuk hidup dalam situasi new normal.

Baca juga: Jokowi: Semua Pelajar di Tanah Air, kalau Sudah Divaksin, Silakan Belajar Tatap Muka

Di sisi lain, ia mengungkapkan bahwa jumlah anak terpapar Covid-19 di Indonesia memang menjadi salah satu tertinggi di dunia.

Salah satu faktor pemicu tingginya kasus positif terhadap anak adalah lemahnya pengawasan dari orangtua.

Hal ini, lanjut dia, dikarenakan hampir semua sekolah ditutup dan dilakukan pembelajaran jarak jauh.

"Dengan sistem ini justru banyak ruang dan waktu anak yang terbuang karena tidak optimalnya pembelajaran jarak jauh. Akibatnya, anak-anak sering berkumpul dan bermain keluar rumah tanpa pengawasan ketat termasuk apakah mereka melakukan protokol kesehatan dengan memakai masker dan menjaga jarak saat bermain," kata dia.

Baca juga: Kemendikbud Ristek Akan Sesuaikan Kebijakan PTM Terbatas dan PPKM Darurat

Lebih lanjut, Huda menilai, dengan pembukaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, maka anak justru terkontrol dengan baik.

Mereka, kata dia, di sekolah bisa berinteraksi dan mendapatkan bimbingan langsung dengan guru maupun teman tentang adaptasi kebiasaan baru pada masa pandemi.

"Para siswa pun bisa mempraktikkan secara langsung bagaimana harus memakai masker dengan benar. Bagaimana harus menjaga jarak, bagaimana membiasakan diri untuk cuci tangan dan praktek-praktek baik lainnya," tutur Huda.

Namun, Huda tetap menekankan bahwa mewujudkan sekolah sebagai zona aman Covid-19 bagi anak harus dipersiapkan dengan matang.

Kemendikbud-Ristek dalam hal ini diminta membuat langkah terobosan untuk menyiapkan status zona aman tersebut.

"Mulai dari skenario berangkat dan pulang sekolah, pembatasan jam sekolah, pembatasan ruang kelas, daftar item sarana-prasarana yang harus disiapkan sekolah hingga tuntasnya vaksinasi guru dan tenaga kependidikan," kata Huda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com