JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa mengatakan, partainya memiliki komitmen untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
Komitmen pertama yang ditekankannya adalah PPP ingin menyandingkan Islam dan demokrasi di Indonesia.
"Selama ini, Islam dipandang tidak sejalan atau incompatible dengan demokrasi," kata Suharso dalam acara pidato kebangsaan Ketua Umum Partai Politik memperingati 50 Tahun CSIS Indonesia, Jumat (20/8/2021).
Suharso mengaitkan kondisi tersebut dengan melihat Indonesia sebagai negara berpopulasi muslim terbesar di dunia, tetapi memiliki demokrasi dalam kehidupan berbangsa bernegara.
Baca juga: Ketum PPP: Demokrasi Wajib Hasilkan Kesejahteraan, Bukan Layani Segelintir Elite
Seharusnya, kata dia, dengan kondisi itu, Indonesia justru mampu menjadi model bagi negara-negara berpopulasi umat Islam lainnya.
"Harusnya kita bisa menjadi sebuah model yang penting, tentu kalau kita sukses mempraktikkan demokrasi," ujarnya.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) itu melanjutkan, komitmen tersebut juga sejalan dengan tugas penting PPP untuk menghadirkan Islam yang rahmatan lil 'alamin atau Islam menghadirkan rahmat bagi sesama.
Ia pun mengajak semua pihak untuk mengakhiri krisis yang mengganggu dan mencederai bangsa dalam beberapa waktu terakhir.
"Krisis ketiadaan penghormatan terhadap perbedaan. Kita tegaskan bahwa berbeda bukan berarti bermusuhan. Bahwa kemajemukan dan perbedaan bukanlah zona tanpa toleransi," kata dia.
Baca juga: KPK Eksekusi 2 Eks Politisi PPP yang Terjerat Kasus Suap DAK Labuhanbatu Utara ke Lapas
Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan survei nasional yang dilakukan PPP kepada 2.600 responden di seluruh Indonesia.
Survei tersebut, kata dia, menunjukkan hasil bahwa mayoritas masyarakat atau responden memberikan amanat penting bagi PPP untuk peduli, bersimpati, membela, dan mewakili umat Islam merawat kemajemukan di Indonesia.
"PPP diberi amanat oleh masyarakat melindungi minoritas dan serta selalu ada di tengah dan bersama masyarakat. Amanat itu seperti tumbuh, klop, dan serasi sejalan dengan komitmen PPP untuk membuktikan bahwa Islam adalah Rahmatan Lil Alamin," tutur dia.
Baca juga: PPP Ingin Proses Amendemen UUD 1945 Tidak Tergesa-gesa
Berkaca kerangka tersebut, Suharso menyimpulkan bahwa tidak ada pertentangan antara demokrasi dan Islam.
Ia menjelaskan, demokrasi bukanlah ideologi, tetapi merupakan tata cara atau tata laksana.
"Sementara Islam adalah sebuah sistem nilai yang utuh dan menyeluruh untuk mengatur hidup manusia. Islam adalah sebuah jendela besar untuk melihat dunia yang membahagiakan lahir batin seutuhnya," ucap Suharso.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.