JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengungkapkan, dirinya bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (18/8/2021) sehari usai upacara Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76.
Saat bertemu Jokowi, Zulkifli menyampaikan permintaan maaf karena tak bisa hadir dalam upacara kemerdekaan di Istana Merdeka.
Selain meminta maaf, dia menyampaikan langsung kegelisahannya melihat wajah Presiden Jokowi yang terlihat lelah pada saat upacara.
"Saya kemarin ketemu Pak Jokowi. 'Pak Jokowi, saya lihat bapak di TV saja. Wajah bapak lebam-lebam'," kata Zulkifli dalam acara pidato kebangsaan Ketua Umum PAN memperingati 50 Tahun The Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Kamis (19/8/2021).
Baca juga: Zulkifli Hasan Sebut Angkatan 1945 adalah Generasi Terbaik Indonesa
Usai menyampaikan hal tersebut, Zulkifli mengaku meminta maaf kepada Presiden Jokowi karena tidak bisa membantu langsung dalam pemerintahan. Hal tersebut karena PAN diketahui merupakan partai di luar pemerintah saat ini.
Oleh karena itu, dia mendoakan Presiden Jokowi agar tabah dan kuat dalam mengurus negara menghadapi pandemi Covid-19.
"Saya minta maaf, saya enggak bisa bantu. Oleh karena itu saya doakan, Pak. Semoga bapak kuat, tabah, diberi perlindungan oleh Tuhan. Saya enggak bisa bantu," tutur Zulkifli.
Kendati demikian, dia tetap memberikan saran kepada Jokowi untuk menghadapi pandemi Covid-19 serta dampak bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Baca juga: Kondisi Masyarakat Terbelah, Zulkifli Hasan Sedih Ada Cebong Vs Kampret, Buzzer Vs Kadrun
Menurut dia, ada tiga kunci utama dalam rangka menangani pandemi Covid-19 yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), vaksinasi Covid-19, dan bantuan sosial.
"Dulu PSBB sekarang PPKM. PSBB ke PPKM harus diikuti vaksin. Tanpa vaksin, PSBB gagal, muncul lagi varian Delta, karena vaksin kita gagal," ucap dia.
Selanjutnya, ia membeberkan alasan yang menurutnya membuat vaksin gagal yaitu adanya kejanggalan dalam distribusi vaksin.
Ia tak segan menduga ada pihak-pihak yang 'bermain' sehingga vaksinasi Covid-19 hingga kini belum memenuhi target.
"Kenapa vaksin gagal, Pak, kenapa? Saya tahu, Pak Luhut, Pak Erick, sudah kontrak. Harusnya kita Desember sudah 10 juta, Pak. Juni harusnya sudah vaksin 80 atau 90 juta, Pak. Karena apa? Ada kepentingan-kepentingan yang bermain," kata Zulkifli.
Baca juga: Tiga Kader PAN Ditegur karena Pernyataan Kontroversial soal Penanganan Covid-19