Lebih lanjut, ia menjelaskan, karya jasa tersebut juga telah terbukti memiliki dampak yang baik.
Dampak baiknya antara lain dapat diterapkan di perairan tenang dan berombak atau berarus dari skala 7 Beaufort dengan kecepatan angin kategori kuat, yaitu 10,8-13,9 meter per detik, serta ombak mencapai 3 hingga 4 meter (m).
Baca juga: Sumber Daya Perairan Darat, Dikelola atau Menjadi Sumber Bencana?
Selain itu, sebut Sunarwan, karya jasa ini memiliki keunggulan dengan substrat berbentuk puzzle dan bisa dibentuk berbagai formasi, memiliki efek perlindungan biota, serta dapat diaplikasikan di lokasi ex-situ dan in-situ.
Pertumbuhan melalui metode tersebut, kata dia, mencapai 2,5 hingga 3 centimeter (cm) per tahun dengan survival rate lebih dari 90 persen.
Bahkan, Sunarwan mengaku, beban biaya wahana in-situ juga lebih murah.
Secara in-situ karya jasa tersebut dilakukan di Desa Waha dan Desa Koroe Onowa Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, serta Desa Kamama Mekar, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah.
Baca juga: Wisata Pantai di Wakatobi Ini Abrasi, Pengunjung Turun 20 Persen
Adapun secara ex-situ, lanjut dia, teknologi wahana telah berjalan di Aquarium Saltwater dan Laboratorium Konservasi LPTK Wakatobi.
Di kesempatan berbeda, Bupati Wakatobi Haliana memberikan apresiasi tinggi dengan adanya teknologi Wakatobi Sea Bamboo.
“Sebab, wahana tersebut memberikan manfaat yang besar untuk lingkungan dan masyarakat. Terlebih hasil riset LPTK sudah menggunakan akronim Wakatobi sebagai branding,” ucapnya, saat pertemuan dengan LPTK pada Juli lalu.
Tak hanya itu, kata Haliana, hasil riset LPTK lainnya juga sudah menggunakan akronim Wakatobi, yaitu Wahana Keselamatan dan Pemantauan Obyek Berbasis Informasi AIS (Wakatobi AIS).
“Meskipun menggunakan nama Wakatobi, namun kedua teknologi tersebut juga diimplementasikan di luar Wakatobi,” imbuhnya.
Sebagai informasi, bambu laut atau dengan nama latin Isis hippuris merupakan salah satu jenis karang lunak yang banyak tumbuh di Indonesia, khususnya di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua.
Bambu laut termasuk ke dalam jenis karang gorgonian, yaitu kelompok oktokoral yang tumbuh dari kerangka dalam atau axial dengan sifat kokoh.
Berdasarkan “Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan (2016)” dari Mardianto, axial species memiliki komposisi kolagen dan senyawa protein.
Menurut Nagib dan Suman pada buku “Ikan Napoleon, Status Stok dan Pengelolaannya di Indonesia (2013)”, bambu laut memiliki manfaat bagi masyarakat sebagai bahan baku obat-obatan, kosmetik, enzim dan antioksidan, perhiasan, ornamen serta bahan bangunan.
Baca juga: Catatan Karang tentang Perubahan Iklim dari Abad Pertengahan dan Masa Kini