Dengan memaksimalkan sampah dan limbah rumah tangga sebagai pakan maggot, maka kedua permasalahan di masyarakat dapat terselesaikan.
Pembangunan budi daya perikanan merupakan salah satu landasan bagi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
Jangka panjang yang dimaksud adalah untuk menghadapi berbagai tantangan, di antaranya pemenuhan kecukupan sumber protein pangan, peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan dan penyediaan lapangan kerja melalui optimalisasi sumber daya perikanan yang ada.
Berdasarkan tantangan dan masalah tersebut, maka penciptaan dan pengembangan teknologi budi daya perikanan yang partisipatif dan spesifik lokasi harus dilakukan.
Baca juga: Dorong Produktivitas Budidaya Perikanan di Pasaman, KKP Galakkan Program Pakan Mandiri
Untuk diketahui, pemilihan maggot sebagai bahan pakan alternatif bukan tanpa alasan.
Dalam kesempatan tersebut, Mahmud menjelaskan, maggot memiliki nilai gizi yang cukup baik dengan kadar protein 40-50 persen, serta mudah dibudi dayakan secara massal.
“Saya berharap keberadaan percontohan penyuluhan perikanan budi daya maggot BSF dapat memberikan dampak yang positif terhadap adopsi dan penerapan teknologi pemeliharaannya,” katanya.
Dalam pelaksanaan percontohan tersebut, lanjut Mahmud, dilakukan secara partisipatif dengan memposisikan para pembudidaya ikan sebagai subjek.
Baca juga: Omzet Menjanjikan, Ini Tips Budidaya Ikan Arwana ala Dosen Unair
Dengan demikian, teknologi yang dihasilkan betul–betul sesuai keinginan pada sasaran penyuluhan.
“Sehingga sasaran bisa mengatasi permasalahan yang ada, baik permasalahan sosial maupun teknis dengan tetap dilakukan pendampingan,” ucap Mahmud.
Begitu pula teknologi tersebut akan bisa diterima dengan baik, karena memiliki spesifik lokasi dan mampu menyesuaikan kondisi yang ada di sekitar percontohan.
Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BRSDM Kusdiantoro mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya dalam rangka mendukung tiga terobosan sebagai prioritas utama Kementerian KP 2021-2024.
Baca juga: Lewat Teaching Factory, Kementerian KP Cetak Wirausaha Muda di Kampus Vokasi
“Pertama, peningkatan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sumber daya alam (SDA) perikanan tangkap untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan,” ujarnya.
Kedua, lanjut Kusdiantoro, pengembangan perikanan budi daya untuk peningkatan ekspor.
Ketiga, pembangunan kampung-kampung perikanan budi daya air tawar, air payau dan air laut berbasis kearifan lokal.