Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pidato Kenegaraan, LaporCovid-19 Sayangkan Jokowi Tak Minta Maaf atas Angka Kematian Covid-19

Kompas.com - 17/08/2021, 15:03 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comLaporCovid-19 memberikan sorotan atas absennya rasa simpati Presiden Joko Widodo terhadap tingginya angka kematian Covid-19 di Sidang Tahunan MPR, Bersama DPR-DPD RI, Senin (16/8/2021).

Meskipun dalam pidato kenegaraan Jokowi kemarin banyak memuat topik pandemi, namun tidak ada yang menyinggung soal keparahan pandemi yang terjadi di Tanah Air.

"Tetapi sayang sekali justru di dalam pidatonya sama sekali tidak menampakan dampak atau besaran keparahan dari pandemi ini," kata salah satu inisiator LaporCovid-19, Irma Hidayana dalam konferensi pers, Selasa (17/8/2021).

Baca juga: Tanggapi Pidato Kenegaraan, ICW Nilai Jokowi Kesampingkan Komitmen Perangi Korupsi

Irma menekankan, saat ini sudah ada lebih dari 100.000 pasien yang meninggal karena Covid-19.

Menurut dia, banyaknya pasien meninggal tersebut juga diakibatkan gagalnya pemerintah dalam melakukan pencegahan dan pengendalian Covid-19.

Misalnya, gagalnya penguatan sistem kesehatan, penguatan 3T (tracing, testing, dan treatment) hingga pengetatan pembatasan sosial.

"Jadi sama sekali tidak ada kata-kata permintaan maaf atas ratusan ribu yang meninggal dan hampir 2.000 tenaga kesehatan yang meninggal karena pandemi," ujar dia.

Baca juga: 3,83 Juta Kasus Covid-19 di Tanah Air dan Tingginya Angka Kematian

Lebih lanjut, Irma menyorot apresiasi Jokowi terhadap tenaga kesehatan yang disampaikan dalam pidato kenegaraan kemarin masih tidak cukup untuk menunjukan rasa simpati pemerintah kepada mereka yang kehilangan sanak-saudara akibat Covid-19.

Sebab, ia menekankan, pelayanan kesehatan menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah yang sudah diamanatkan dan dijamin oleh konstitusi.

"Saya kira ini sangat esensial tidak memberikan, tidak menunjukkan simpati, tidak menunjukkan empati dan bahkan tidak meminta maaf," kata dia.

Baca juga: Dalam 30 Hari Terakhir, Kasus Kematian Harian Akibat Covid-19 di Atas 1.000 Jiwa

Petugas membawa jenazah untuk dimakamkan dengan protokol Covid-19 di TPU Rorotan, Jakarta Utara, Senin (28/6/2021). Tiga hektar lahan di TPU Rorotan disiapkan untuk pemakaman jenazah protokol Covid-19. Lahan seluas itu bisa menampung sekitar 7.200 petak makam.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas membawa jenazah untuk dimakamkan dengan protokol Covid-19 di TPU Rorotan, Jakarta Utara, Senin (28/6/2021). Tiga hektar lahan di TPU Rorotan disiapkan untuk pemakaman jenazah protokol Covid-19. Lahan seluas itu bisa menampung sekitar 7.200 petak makam.
Selain itu, Irma juga menyinggung soal tidak adanya angka kematian yang masuk kategori probable Covid-19.

Kasus kematian probable Covid-19 adalah jika seseorang meninggal dunia disertai gejala klinis, namun belum menjalani tes pemeriksaan terkait Covid-19.

"Pemerintah sama sekali belum mengumumkan angka kematian probable," kata Irma.

Kasus Covid-19 di Indonesia saat ini memang terbilang tinggi. Bahkan, dalam 31 hari terakhir ini angka kematian di Indonesia selalu melewati 1.000 orang dalam sehari.

Puncaknya adalah saat angka kematian mencapai 2.069 orang dalam sehari pada 27 Juli 2021.

Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara dengan angka kematian tertinggi di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

Nasional
PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com