JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, tak ada yang bisa menjamin bahwa pandemi virus corona tidak akan muncul di masa-masa mendatang.
Virus corona terdeteksi pertama kali muncul di China sekitar tahun 2002-2003 sebagai SARS-CoV-1. Sekira 17 tahun kemudian atau 2019 muncul SARS-CoV-2.
Oleh karenanya, sangat mungkin virus tersebut berkembang dan muncul beberapa waktu ke depan.
"Tidak ada yang bisa menjamin bahwa SARS-CoV-3 dan SARS-CoV-4 tidak akan muncul," kata Budi dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2022, Senin (16/8/2021).
Baca juga: Menkes: Pandemi Covid-19 Mungkin Jadi Epidemi dalam Waktu 10 Tahun atau Lebih
"Mungkin akan muncul di zamannya kita, mungkin akan muncul di zamannya anak kita, atau mungkin akan muncul di zamannya cucu kita," tuturnya.
Dengan adanya kemungkinan tersebut, kata Budi, negara punya tugas untuk mempersiapkan penanganan pandemi di masa mendatang. Terkait hal ini, ditetapkan enam pilar transformasi.
Pertama, transformasi layanan primer. Budi mengatakan, pemerintah akan memastikan bahwa layanan primer fokus menjaga kesehatan masyarakat, bukan menyembuhkan orang sakit.
Untuk itu, strategi promotif dan preventif bakal terus diperkuat.
Kedua, melakukan transformasi layanan sekunder. Budi menyebutkan bahwa rumah sakit dan fasilitas kesehatan di seluruh pelosok Tanah Air bisa memberikan layanan yang terbaik.
"Bagi semua warga Indonesia baik kaya, miskin, maupun di kota besar maupun kota kecil," ujarnya.
Ketiga, transformasi di sistem ketahanan kesehatan. Upaya ini untuk memastikan seandainya pandemi kembali terjadi maka rantai produksi dari obat-obatan dan alat kesehatan sudah siap.
Pemerintah juga ingin memastikan sumber daya kesehatan disiapkan dengan baik, termasuk mempersiapkan tenaga cadangan kesehatan.
Baca juga: Menkes: Lebih Baik Kasus Covid-19 Tinggi karena Testing Juga Tinggi
Keempat yakni transformasi sistem keuangan kesehatan atau sistem pembiayaan kesehatan.
Selanjutnya transformasi SDM kesehatan untuk memastikan bahwa semua dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain jumlahnya cukup, kualitasnya baik, dan terdistribusi secara merata untuk melayani masyarakat.
"Dan yang terakhir adalah bagaimana kita bisa melakukan transformasi teknologi kesehatan, baik itu transformation teknologi maupun bioteknologi sehingga ke depannya ini menjadi batu lompatan sebagai investment dari obat-obatan kita, alat kesehatan kita," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.