Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes: Lebih Baik Kasus Covid-19 Tinggi karena Testing Juga Tinggi

Kompas.com - 16/08/2021, 20:01 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya peningkatan testing atau pengetesan dan tracing atau penelusuran Covid-19.

Sebab, semakin cepat kasus virus corona ditemukan, semakin cepat pula pencegahan penularan dilakukan.

"Kenapa lebih baik dites daripada tidak dites? Kenapa lebih baik angka kasus konfirmasinya tinggi daripada rendah tapi kita tidak tahu bahwa sebenarnya ada?," kata Budi dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2022, Senin (16/8/2021).

"Karena itu orang yang terdeteksi positif kalau kita tahu kita bisa isolasi sehingga kita bisa mengurangi laju penularan. Semuanya tujuannya untuk mengurangi laju penularan," tuturnya.

Baca juga: Jokowi: Seminggu Terakhir Testing Kita 130.000-140.000, Masih Sedang

Budi menyebutkan, penelusuran harus dilakukan setidaknya terhadap 15 kontak erat pada setiap satu kasus konfirmasi Covid-19.

Apabila dari penelusuran itu ditemukan kasus konfirmasi baru, maka pasien harus segera diisolasi. Selanjutnya, proses penelusuran dilanjutkan agar dapat diketahui sebaran penularan.

"Karena musuhnya dari pandemi ini yang kita tahu fatalitasnya rendah dibandingkan TBC atau HIV adalah mengurangi laju penularan, karena musuhnya pandemi ini penularannya cepat sekali," ucap Budi.

Selain upaya deteksi, pemerintah juga menempuh sejumlah strategi lainnya seperti menerapkan perubahan perilaku dengan protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Upaya lain yakni melalui vaksinasi. Budi mengklaim pemerintah sudah berhasil memperoleh akses dan kontrak untuk memenuhi kebutuhan vaksin bagi 208 juta rakyat Indonesia yang datang secara bertahap.

Terhitung Januari sampai Juli 2021 setidaknya ada 90 juta dosis vaksin yang tiba. Kemudian bulan Agustus mencapai 70 juta dosis dan September rencananya 80 juta dosis akan tiba.

Oleh karenanya, kata Budi, waktu-waktu ke depan akan jauh lebih berat dibandingkan dengan periode vaksinasi pada tujuh bulan pertama kemarin.

"Jadi Bapak Ibu jangan mengendorkan ini, tetap dibutuhkan walaupun juga sudah menurun kasusnya. Bahkan mungkin menjadi kehidupan kita sehari-hari kedepannya menjadi bagian dari new normalnya kita ke depannya," tuturnya.

Strategi terakhir dalam penanganan pandemi yang juga Budi sebut sebagai strategi defensif yakni mempersiapkan rumah sakit.

Baca juga: UPDATE: Pemeriksaan Spesimen Sepekan Terakhir Masih Jauh dari Target 400.000 Testing Per Hari

Budi mengatakan, jika langkah yang ditempuh sudah sampai pada layanan rumah sakit maka strategi perubahan perilaku, strategi deteksi, dan strategi vaksinasi yang dilakukan kurang keras dan belum disiplin.

Oleh karenanya, ia ingin penyiapan fasilitas rumah sakit jadi upaya yang terakhir.

"Jauh lebih bagus kalau kita tetap konsentrasi ketiga strategi di hulu dibandingkan dengan strategi yang terakhir ini di hilir," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com