Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membaca Makna di Balik Simbol Pakaian Adat Jokowi dan Puan Saat Sidang Tahunan MPR

Kompas.com - 16/08/2021, 14:43 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pakaian adat yang dikenakan Presiden Joko Widodo dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani dalam Sidang Tahunan MPR, di Kompleks Parlemen, Senin (16/7/2021), dinilai memiliki makna yang saling melengkapi.

Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat suku Badui berwarna hitam, lengkap dengan ikat kepala bernuansa biru. Sementara, Puan mengenakan Payas Agung khas masyarakat Kabupaten Buleleng, Bali.

Baca juga: Kenakan Pakaian Adat Suku Badui, Jokowi: Saya Suka Karena Desainnya Sederhana

Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi menilai, makna pakaian adat keduanya menggambarkan rasa kebersamaan dan keselarasan dalam penanganan pandemi Covid-19.

“Di balik makna simbolisasi baju adat yang dipakai kedua tokoh ini menggambarkan rasa kebersamaan, keselarasan dan keterpaduan antara eksekutif dan legeslatif dalam menangani pandemi Covid-19,” ujar Ari dalam keterangan tertulis, Senin.

Ari mengatakan, pakaian adat yang dipakai Jokowi merepresentasikan ketaatan suku Badui dalam penerapan protokol kesehatan.

“Kita tahu suku di Banten itu tertib menerapkan lockdown dan protokol kesehatan di wilayahnya. Bahkan, komunitas badui itu disebut-sebut zero case Covid-19 hingga saat ini,” kata Ari,

Selain itu, Ari menuturkan, masyarakat Badui banyak memberikan pelajaran tentang pentingnya menjaga keseimbangan hidup serta merawat kelestarian alam.

“Masyarakat adat badui itu terkenal dengan kesederhanaannya. Hidup tanpa gadget, banyak jalan kaki, dan minum madu berkualitas yang bisa menaikkan imun tubuh,” ucap Ari.

Ketua DPR RI Puan Maharani mengenakan pakaian adat Bali ketika menghadiri sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD RI di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (16/08/2021).DOK DPR Ketua DPR RI Puan Maharani mengenakan pakaian adat Bali ketika menghadiri sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD RI di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (16/08/2021).

Baca juga: Kemenpan RB: Pakaian Jokowi Disiapkan Tetua Adat Masyarakat Badui

Kemudian, Payas Agung yang dikenakan Puan merupakan bentuk apresiasi bagi masyarakat Bali karena menjadi provinsi dengan capaian vaksinasi di atas 90 persen.

“Kalau pakaian adat Jokowi bermakna terapkan prokes dan hidup sehat, makna busana adat Puan itu mengajak masyarakat Indonesia untuk mau divaksinasi, dan mempercepat vaksinasi seperti di Bali,” ujar Ari.

Menurut dia, pakaian Payas Agung yang dikenakan Puan mengandung harapan agar semua provinsi di bisa meniru Bali dalam upaya vaksinasi.

Ari juga mengatakan, busana adat Payas Agung Bali yang elegan, bernilai budaya dan ekonomi adalah simbol optimisme bagi kebangkitan Pulau Dewata setelah mencapai target vaksinasi.

“Jadi pakaian adat Payas Agung Puan itu simbol agar semua provinsi bisa mempercepat vaksinasi seperti Bali untuk mencapai herd immunity,” kata Ari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com