Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Capai 3,85 Juta dan Instruksi Presiden agar Biaya Tes PCR Turun

Kompas.com - 16/08/2021, 08:06 WIB
Tsarina Maharani,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo merespons desakan publik soal tingginya biaya harga tes reaksi rantai polimerasi (PCR) untuk Covid-19 di Indonesia. Presiden meminta agar biaya tes itu diturunkan.

Menurutnya, menurunkan harga tes PCR merupakan salah satu cara untuk memperbanyak pemeriksaan kasus Covid-19.

"Saya berbicara dengan Menteri Kesehatan mengenai hal ini, saya minta agar biaya tes PCR berada di kisaran Rp 450.000 sampai Rp 550.000," kata Jokowi dalam siaran yang ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (15/8/2021).

Selain itu, Jokowi memerintahkan agar hasil tes PCR biasa diketahui dalam waktu maksimal satu kali 24 jam. Dia menegaskan, penanganan pandemi membutuhkan kecepatan.

"Saya juga minta tes PCR bisa diketahui hasilnya dalam waktu maksimal satu kali 24 jam. Kita butuh kecepatan," ucapnya.

Hingga Minggu siang, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 3.854.354 setelah ada penambahan 20.813 kasus dalam 24 jam terakhir.

Kemudian, kasus sembuh bertambah 30.361, sehingga jumlahnya menjadi 3.351.959.

Baca juga: UPDATE 15 Agustus: Tambah 30.361, Kasus Sembuh Covid-19 Jadi 3.351.959

Sementara itu, kasus kematian akibat Covid-19 juga masih terus bertambah. Kemarin, ada penambahan 1.222 kasus kematian, sehingga totalnya menjadi 117.588 jiwa.

Kemarin, pemerintah melaporkan hanya memeriksa 159.178 spesimen Covid-19 dari 89.768 orang dalam 24 jam terakhir.

Akses warga terhadap tes harus dipermudah

Sebelumnya, pada Oktober 2020, Kementerian Kesehatan menetapkan batas atas harga pemeriksaan PCR di laboratorium swasta sebesar Rp 900.000.

Namun, dalam praktiknya, masih banyak yang mematok tarif di atas Rp 1 juta, terutama jika hasilnya bisa diterima dalam waktu 24 jam.

Dikutip dari harian Kompas, Indonesia pun menjadi salah satu negara yang memasang harga tinggi untuk tes Covid-19.

India, misalnya, memangkas harga tes PCR dari 800 rupee jadi 500 rupee atau Rp 96.000. Untuk warga yang mau melakukan tes PCR di rumah, harganya juga turun dari 1.200 rupee menjadi 700 rupee atau setara Rp 135.000.

Menurut paparan Kemenkes, harga tes PCR di sejumlah negara kawasan ASEAN bervariasi. Misalnya di Malaysia Rp 510.000, Viertnam Rp 460.000, Filipina Rp 437.000 sampai Rp 1.500.000, dan Singapura Rp 1.600.000.

Sementara biaya tes PCR di Turki Rp 420.000, Rusia Rp 500.000, dan di Amerika Serikat lebih dari Rp 1.500.000.

Baca juga: Jokowi Minta Harga Tes PCR Diturunkan Jadi Rp 450.000-Rp 550.000

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengatakan, akses warga terhadap tes Covid-19 harus dipermudah.

"Jika akses warga terbatas, jumlah tes tak optimal," katanya.

Terkait tingginya biaya tes PCR, Daeng menilai, itu disebabkan komponen alat tes PCR diimpor dan pengenaan pajak alat kesehatan. Di Malaysia, alat kesehatan bebas pajak agar biaya kesehatan lebih murah.

Harga tes memungkinkan ditekan

Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Wana Alamsyah mengatakan, biaya tes di Indonesia seharusnya bisa lebih murah.

Sebab, Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.04/2020 mengatakan, impor barang untuk penanganan pandemi Covid-19 diberikan fasilitas kepabeanan dan/atau cukai serta pembebasan pungutan PPh Pasal 22. Salah satunya tes PCR.

"Harga reagen PCR yang dibeli pelaku usaha Rp 180.000 sampai Rp 375.000. Dibanding penetapan harga tes PCR dari Kemenkes, gap harga reagen PCR hingga lima kali," ujar Wana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com