Kritik keras kalangan ilmuwan dari dalam menara gading kampusnya sama sekali tak berpengaruh pada praktik politik yang berlangsung “di luar sana.” Jika kedua aktor ini kebetulan bertemu, seperti kita saksikan di berbagai talkshow di layar kaca, yang terjadi adalah pemandangan yang menyesakkan. Keduanya seolah berbicara dari dunia yang sama sekali berbeda.
Mengapa perbedaan tajam ini terjadi? Pandangan filsuf dan sosiolog Perancis Pierre Bourdieu dapat membantu menjelaskannya lewat teorinya tentang arena yang dikenal sebagai “field theory”.
Inti argumennya adalah bahwa bahwa arena merupakan satu lokus yang memiliki logikanya sendiri yang akan membentuk dan mempengaruhi tindakan sosial dari subyek yang ada di dalamnya. Karena setiap aktor bergerak menurut logika arenanya masing-masing dan melihat dari sudut pandang arenanya itu, maka tak heran jika mereka melihat dengan cara yang berbeda dan membentuk satu habitus yang berbeda pula.
Dalam hal ini, Bourdieu membagi arena dalam kategori arena akademik, arena politik , dan arena jurnalistik. Lantas, karena setiap aktor cenderung melihat masalah dalam perspektif mereka yang sempit, maka satu wadah yang bisa menjadi jembatan agar orang-orang yang berasal dari arena yang berbeda-beda itu untuk saling bertemu dan berdialog menjadi penting.
Meminjam ide Habermas, dialog merupakan metode untuk menemukan rasio komunikatif. Dialog membangun saling pengertian, menstimulasi pemikiran kritis dan menghadirkan ide-ide baru yang segar.
Pertama-tama untuk merumuskan masalah konsolidasi demokrasi yang kita hadapi dengan dingin, jujur, tanpa tergesa, termasuk mempertanyakan apa yang kita anggap normal dan tidak normal dalam peradaban politik kita.
Beradasarkan pemahamaan di atas, pusat studi media dan demokrasi LP3ES mengadakan sekolah demokrasi yang telah dilangsungkan sebanyak dua kali pada tahun 2020 dan akan segera dilangsungkan acara angkatan ketiga pada 19 Agustus 2021.
Tulisan singkat ini dimaksudkan untuk menguraikan landasan teori, pemateri, kurikulum dan desain pembelajaran dari sekolah demokrasi LP3ES serta refleksi atas dua sekolah demokrasi yang telah dilakukan untuk menjadi pelajaran dalam konteks demokrasi yang sedang berlangsung dan agenda LP3ES ke depan untuk mendorong konsolidasi demokrasi lebih luas.