Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei IPO: Elektabilitas PAN Geser PKS jika Pemilu Digelar Saat Ini

Kompas.com - 14/08/2021, 20:42 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei dari lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO) menunjukkan adanya pergerakan elektabilitas partai politik kelas menengah jika pemilihan umum (Pemilu) digelar saat ini.

Salah satu partai yang mendapat sorotan survei adalah Partai Amanat Nasional (PAN) di mana menggeser Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari survei-survei sebelumnya.

"Sebelumnya PKS selalu di atas PAN, tapi hari ini terbalik, PAN berada di atas PKS," kata Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah dalam diskusi virtual Polemik MNC Trijaya "Pandemi dan Konstelasi Politik 2024", Sabtu (14/8/2021).

Baca juga: Survei IPO: Elektabilitas Partai Papan Tengah di Luar Pemerintahan Merangkak Naik

Pada survei kali ini, PAN unggul atas PKS di posisi tujuh dengan persentase 5,8 persen.

PKS, pada survei kali ini berada pada posisi delapan dengan persentase 4,9 persen.

Padahal, kata Dedi, survei IPO sebelumnya yang dilakukan bulan April 2021 menunjukkan PKS jauh unggul di atas PAN, yaitu pada posisi lima dengan persentase 5,3 persen.

"Pada April, catatan kami, PAN dapat 2,2 persen dan posisi delapan. Hari ini, PAN di posisi tujuh dengan perolehan 5,8 persen. PKS berhasil dilewati oleh PAN," ujarnya.

Dedi menuturkan, elektabilitas PAN yang merangkak naik mengungguli PKS cukup mengagetkan. Pasalnya, kata dia, PAN selama periode April sampai Agustus tidak banyak berbicara.

Berbeda dengan PKS, kata dia, yang kerap melakukan argumentasi politik dengan cara berkunjung antar partai politik, justru terlihat menurun dalam survei.

"PAN saya kira selama periode April sampai Agustus sekarang termasuk partai yang mungkin tidak banyak bicara. Berbeda dengan PKS yang mungkin lebih banyak melakukan argumentasi politik, melakukan kunjungan segala macam, pemberitaan juga cukup banyak. Tapi faktanya PKS menurun," jelasnya.

Baca juga: Gerindra: Prabowo Kerap Risih Jika Ada Lembaga Survei yang Sebut Dirinya Menteri dengan Kinerja Paling Baik

Ia menduga, fenomena ini lantaran PAN dinilai lebih banyak bergerak turun ke bawah membantu pemerintah dalam penanganan pandemi, misalnya membantu program vaksinasi.

Selain itu, elektabilitas PAN yang merangkak naik juga dapat diartikan bahwa publik lebih menilai kegiatan yang berdampak positif bagi masyarakat ketimbang partai melakukan promosi.

Lebih lanjut, Dedi menilai bahwa elektabilitas PAN yang merangkak naik juga karena faktor keberhasilan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dalam menjaga soliditas partai.

"Meskipun mengalami perpecahan dengan hadirnya Partai Ummat, tetapi Zulhas berhasil membuktikan kepiawaiannya menjaga soliditas PAN. Bahkan berhasil mengungguli PKS. Ini temuan menarik sekaligus pesan untuk PKS agar lebih waspada," tutur dia.

Di sisi lain, Dedi menduga bahwa kondisi PKS yang menurun dalam elektabilitas partai disebabkan karena pengaruh lahirnya Partai Gelora.

Hal tersebut bersinggungan pada hasil survei IPO kali ini yang menunjukkan Partai Gelora mendapat respons elektabilitas 0,7 persen.

"Partai Gelora sudah mulai muncul bahkan dia lebih tinggi dibandingkan Partai Bulan Bintang dan Partai Garuda. Posisi Partai Gelora ada di 0,7 persen, PBB ada di 0,5 persen, Garuda ada di 0,2 persen. Berarti penurunan PKS besar kemungkinan karena gerbong Gelora memengaruhi perolehan loyalitas mereka," kata Dedi.

Baca juga: Survei IPO: Prabowo Subianto Jadi Menteri Paling Populer di Kabinet Indonesia Maju

Adapun survei IPO dilakukan dengan mengambil sampel 1.200 responden pada periode 2-10 Agustus 2021.

Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 2,5 persen dan tingkat kepercayaan 97 persen.

Berikut 18 pilihan responden terhadap partai politik jika Pemilu digelar saat ini:

  1. PDI Perjuangan 19,5 persen
  2. Partai Golkar 13,8 persen
  3. Partai Gerindra 12,6 persen
  4. Partai Demokrat 8,7 persen
  5. Partai Nasdem 7,8 persen
  6. Partai Kebangkitan Bangsa 7,5 persen
  7. Partai Amanat Nasional 5,8 persen
  8. Partai Keadilan Sejahtera 4,9 persen
  9. Partai Perindo 2,1 persen
  10. Partai Persatuan Pembangunan 1,9 persen
  11. Partai Berkarya 1,9 persen
  12. Partai Solidaritas Indonesia 1,8 persen
  13. Partai Hanura 0,9 persen
  14. Partai Gelora 0,7 persen
  15. Partai Bulan Bintang 0,5 persen
  16. Partai Garuda 0,2 persen
  17. PKPI 0 persen
  18. Partai Ummat 0 persen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com