“Sampai saat ini belum ada penelitian ataupun bukti ilmiah yang menunjukkan vaksin yang telah diproduksi dan telah digunakan di berbagai belahan dunia tidak bisa melindungi kita dari virus varian baru ini. Vaksin yang digunakan dalam upaya kita melakukan penanggulangan pandemi Covid-19 masih sangat efektif,” kata Nadia dalam keterangan tertulis sebagaimana dikutip, Jumat (13/8/2021).
Baca juga: Data Diri Salah pada Sertifikat Vaksin? Begini Cara Memperbaikinya
Nadia menyebutkan, jumlah tenaga kesehatan yang belum divaksinasi dan meninggal relatif lebih besar daripada yang sudah mendapat vaksinasi lengkap.
Begitu juga tenaga kesehatan yang baru mendapat vaksinasi dosis pertama, jumlah yang meninggal akibat Covid-19 relatif lebih banyak daripada mereka yang menerima dosis lengkap.
Dalam dua periode observasi pada Januari-Maret dan April-Juni 2021 menunjukkan, proporsi kasus meninggal akibat Covid-19 terhadap tenaga kesehatan yang belum divaksin 0,03 persen tidak berbeda dengan tenaga kesehatan yang telah mendapat vaksin dosis pertama.
Sementara itu, vaksinasi dosis lengkap melindungi tenaga kesehatan dari risiko kematian dengan rasio 0,001 persen pada periode Januari-Maret 2021 dan 0,01 persen pada periode April-Juni 2021.
Data-data tersebut membuktikan bahwa vaksinasi dosis lengkap dapat diandalkan untuk melindungi tenaga kesehatan dari risiko perawatan dan kematian akibat infeksi Covid-19.
Baca juga: IAKMI: Kasus Vaksin Kosong Jadi Alarm Proporsi Beban Kerja Nakes
Efektivitas vaksin dosis lengkap dalam mencegah terinfeksi virus Corona pada bulan Januari-Maret sebesar 84 persen atau dengan kata lain, hanya 2 dari 10 orang tenaga kesehatan yang telah divaksinasi lengkap berpeluang terinfeksi Covid-19.
“Ini menunjukkan vaksinasi berperan dalam memperlambat risiko infeksi Covid-19. Tenaga kesehatan yang divaksinasi lengkap relatif memiliki ketahanan yang lebih lama untuk tidak terinfeksi virus dibandingkan tenaga kesehatan yang belum divaksinasi,” kata Nadia.
Lebih lanjut, meski sudah divaksinasi, Nadia meminta masyarakat tetap disiplin protokol kesehatan 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak).
“Karena kemungkinan kita untuk terpapar virus akan tetap ada, namun kemungkinan untuk penderita gejala parah akan semakin kecil,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.