JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mengaku heran karena tak banyak yang mengisahkan perjuangan para pahlawan kemerdekaan di masa sekarang.
Salah satu pahlawan kemerdekaan yang tak banyak dikisahkan adalah perjuangan Wakil Presiden Pertama RI Mohammad Hatta.
Ia juga mengaku sedih karena, menurut dia, kini banyak orang hanya mengenang tokoh proklamator sebagai pahlawan kemerdekaan, tanpa menceritakan perjuangan kisah-kisah mereka.
"Banyak pahlawan kita, ke mana mereka saat ini? Kenapa tak diceritakan kisah mereka dengan baik?" kata Megawati dalam webinar Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDI Perjuangan bertemakan "Bung Hatta Inspirasi Kemandirian Bangsa", Kamis (12/8/2021).
Baca juga: Megawati Cerita Nostalgia Masa Kecil dengan Bung Hatta, Selalu Cemas Saat Bertemu
Atas dasar itu, PDI-P kemudian menggagas Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) yang bertujuan mengangkat kembali kisah para pahlawan.
Ia mengatakan, didirikannya BKNP PDI-P adalah dalam rangka bertujuan mengisahkan kembali apa saja perjuangan dan mimpi para pendiri bangsa.
"Itulah alasannya kami membuat BKNP. Kami buat supaya bisa mengangkat hal ini," ujar Megawati.
"Lihat itu, PDI Perjuangan harus bisa berperan di bidang seni, budaya, sejarah, untuk kita ceritakan kembali yang namanya mimpi indah para pendiri bangsa zaman dulu," kata dia.
Baca juga: Megawati Jelaskan Alasan Pekikkan Kata Merdeka di Setiap Pembuka Pidato
Ia pun menyinggung bahwa keadaan bangsa saat ini memang sudah berbeda, sudah tidak susah seperti zaman dulu.
Kendati demikian, ia mempertanyakan mengapa kemudian keadaan tersebut lantas seolah menghentikan cerita perjuangan pahlawan kemudian.
"Kenapa perjuangan itu tidak dijaga untuk bisa bermakna? Bahwa pahlawan itu kan punya anak keturunan. Saya bangga bapak ibu saya jadi pahlawan nasional. Keluarga pahlawan lain juga begitu?" ujar Megawati.
Lebih lanjut, Megawati bercerita bahwa antara keluarganya dan keluarga Bung Hatta sangat dekat.
Ia pun mengenang masa-masa kecilnya ketika kerap bersua dengan keluarga Bung Hatta. Dari situ, ia mengetahui kepribadian dari seorang Bung Hatta yaitu sangat disiplin dan formal.
Baca juga: Sidang Kasus Bansos Covid-19, Juliari Batubara Minta Maaf ke Megawati
Oleh karena itu, Megawati mengaku kerap cemas ketika diajak bertemu dengan Bung Hatta.
"Pak Hatta yang kami pahami, itu orangnya tak seperti ayah saya. Ayah saya (Soekarno, red) itu sangat dinamis, orangnya bisa spontan, humoris. Kalau ketemu Pak Hatta, langsung saya juga harus sangat bersikap baik. Artinya bahasa Indonesia beliau sangat runtut, beliau orang sangat disiplin. Saya khawatir kalau telat," ucap Megawati.
Presiden ke-5 RI itu juga masih mengingat bagaimana dahulu, Soekarno-Hatta dan para pendiri bangsa lainnya sangat suka berdiskusi soal berbagai isu kebangsaan di Istana Merdeka.
Baca juga: Megawati Sebut Jokowi Harus Pegang Komando Penanganan Bencana Extraordinary
Saat kecil, Megawati kerap mendengarkan diskusi tersebut yang menurutnya berjalan sangat dinamis.
"Bapak-bapak pendiri republik ini kalau diskusi sangat dinamis. Kebanyakan dari mereka belum berbahasa indonesia dengan baik, yang ada malah kalau tidak bahasa Jawa justru bahasa Belanda. Bagi saya, tidak asing, karena bisa didengarkan, kalau ada yang mengucapkan pakai bahasa Belanda, maka mulai ngamuk mereka mereka ini," kenang dia.
Kendati menggunakan bahasa Belanda dalam setiap diskusi, menurut Megawati, para pendiri bangsa tetap tidak melupakan nasionalisme.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.