Hal itu penting untuk menunjukkan tingkat keparahan wabah sehingga bisa menjadi dasar pengambilan keputusan dalam penanganan Covid-19.
Epidemiolog Iqbal Elyazar menganggap, data kematian ODP dan PDP sebagai suspect (diduga) terjangkit Covid-19 penting untuk menggambarkan situasi lapangan yang riil mengenai sebaran virus SARS-Cov-2 di Indonesia.
“Data ODP dan PDP meninggal menggambarkan keparahan pandemi ini. Semakin banyak (suspect) yang meninggal, semakin parah,” ungkap Iqbal.
“Coba bayangkan, seandainya kita hanya mengambil jumlah kasus positif yang meninggal tapi mengabaikan yang PDP dan ODP meninggal, kita hanya mendapat gambaran sepertiganya,” imbuh dia.
Selain itu, sengkarut data juga terjadi dengan adanya pencatatan data kematian di tingkat daerah dan pusat.
Salah satu pendiri LaporCovid-19 Irma Hidayana memaparkan bahwa saat ini yang mesti diperhatikan pemerintah dan masyarakat adalah adanya perbedaan data Covid-19 mulai dari penambahan kasus harian hingga angka kematian antara data pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.
Baca juga: Kemenkes Sebut Lonjakan Angka Kematian Covid-19 Akumulasi dari Kasus yang Belum Tercatat Sebelumnya
Perbedaan angka itu menunjukan adanya kasus yang tidak dilaporkan atau tidak dihitung (underreporting cases).
WHO, menurut Irma, telah mewanti-wanti fenomena ini, karena memiliki dampak yang cukup berbahaya.
"Ini sudah diwanti-wanti oleh WHO, harus diidentifikasi, karena kalau kita punya underreporting cases, kematian atau kasus (penularan) yang tidak ditemukan itu bahaya," ucapnya.
"Konsekuensinya akan meningkatkan transmisi di tingkat lokal karena ketidaktahuan masyarakat bahwa orang di sekitarnya terinfeksi Covid-19, ini bisa menular kemana-mana," ujar Irma.
Hal senada disampaikan inisiator Lapor Covid-19, Ahmad Arif. Ia menilai transparansi data menjadi kunci penting bagi pemahaman dan respons warga dalam memahami wabah.
Baca juga: Jubir Luhut: Data Kematian Covid-19 Bukan Dihapus, tetapi Tak Dipakai Sementara
Arif berpendapat, saat ini masyarakat menghadapi pandemi Covid-19 tanpa arah yang jelas.
"Transparansi data dan informasi semestinya menjadi kunci penting bagi pemahaman dan respons warga dalam memahami wabah," tutur Arif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.