Bermaksud mendapatkan simpati, para politisi ini malah banjir kritik dan di-bully. Dikenal publik tak otomatis menuai dukungan dan simpati.
Selain terlalu dini, aksi menjajakan diri lewat baliho ini juga dinilai nir-empati. Para politisi ini terkesan mengabaikan kondisi rakyat yang sedang kesusahan.
Saat masyarakat sedang berjuang melawan penyebaran dan penularan virus corona yang mematikan, mereka malah jor-joran memasang baliho di jalanan.
Ketika masyarakat banyak yang kehilangan pekerjaan dan pendapatan, mereka malah menghambur-hamburkan uang.
Fenomena ini menunjukkan elite politik tak memiliki nurani dan empati terhadap rakyat yang sedang berjibaku menghadapi pandemi.
Hal ini juga menunjukkan syahwat politik dan berahi kekuasaan yang sangat tinggi sehingga mengabaikan rakyat yang sedang kesusahan.
Alangkah lebih baik jika uang yang mereka gunakan untuk membuat dan memasang baliho digunakan untuk membantu rakyat yang sedang kesulitan.
Sebagai elite politik yang memiliki jabatan dan kekuasaan, mereka juga bisa membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat.
Kerja nyata itu lebih dibutuhkan dan bisa menarik simpati publik dibanding memajang foto di papan yang ditebar di pinggir pinggir jalan.
Saat pandemi dan krisis ekonomi seperti saat ini seharusnya menjadi momentum bagi para elite politik dan politisi bekerja dan berkarya untuk kepentingan bersama, bukan malah pamer foto diri di tengah rakyat yang sedang sekarat.
Kenapa para politisi sibuk menjajakan diri di tengah pandemi? Akankah strategi ini mengundang simpati atau malah kritik dan antipati?
Saksikan pembahasannya dalam talkshow Satu Meja The Forum, Rabu (11/8/2021), yang disiarkan langsung di Kompas TV mulai pukul 20.00 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.