Namun, pada grafik tersebut nama Puan masih jauh berada di bawah Anies Baswedan. Hal itu terlihat pada 7 Agustus, nama Anies disebut hampir 15.000 kali, sedangkan Puan hampir 5.000 kali.
Baca juga: Pengamat Nilai Baliho Jadi Strategi Awal Dukung Puan Maupun PDI-P di Pilpres 2024
"Dibandingkan dengan tren Anies Baswedan, tren Puan jauh di bawahnya," tutur Ismail.
Adapun tren popularitas itu dihitung Drone Emprit berdasarkan periode 7 Juli 2021 hingga 7 Agustus 2021 atau dalam arti satu bulan.
Ismail melanjutkan, jika digabungkan, tren keempat tokoh tersebut dalam satu bulan terakhir di semua media masih dimenangkan oleh Anies Baswedan.
"Tren Anies selalu tertinggi, diikuti oleh tren Ganjar Pranowo, lalu Ridwan Kamil," terangnya.
Lebih lanjut, Drone Emprit juga menghitung analisis percakapan di sejumlah media mulai dari Twitter, Facebook, Instagram, Youtube dan media massa online.
Hasilnya yaitu share of voices 4 tokoh dalam satu bulan terakhir, Anies 49 persen, Ganjar 27 persen, Ridwan Kamil 13 persen, dan Puan 12 persen.
"Share of voices berdasarkan kanal, berita online, Anies 43 persen, Ganjar 25 persen, Ridwan Kamil 19 persen, dan Puan 13 persen. Lalu Twitter, Anies 50 persen, Ganjar 27 persen, Ridwan Kamil 12 persen, dan Puan 12 persen," ungkap Ismail.
Baca juga: Analisis Drone Emprit soal Baliho: Popularitas Puan Meningkat meski Banyak Sentimen Negatif
Ismail menjelaskan bahwa tren menghitung popularitas merupakan gabungan percakapan yang bernada positif, negatif, dan netral di media sosial maupun media online.
Popularitas itu, kata dia, tidak peduli akan sentimen yang diungkapkan oleh netizen, baik sentimen positif, negatif maupun netral.
Oleh karena itu, Ismail menilai bahwa popularitas saja tidak cukup untuk digunakan meraih suara masyarakat.
Terlebih, tambah dia, meningkatnya popularitas Puan justru lebih banyak berisi percakapan atau sentimen negatif terkait baliho.
"Populer saja tidak cukup, apalagi populer karena hal yang negatif dan tidak ada positifnya. Harus ada bukti kerja dan prestasi yang bisa digunakan untuk menaikkan tren positif," pungkas Ismail.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.