Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikatrol Baliho, Popularitas Puan Kini Dinilai Setara Ridwan Kamil

Kompas.com - 09/08/2021, 17:04 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

Namun, pada grafik tersebut nama Puan masih jauh berada di bawah Anies Baswedan. Hal itu terlihat pada 7 Agustus, nama Anies disebut hampir 15.000 kali, sedangkan Puan hampir 5.000 kali.

Baca juga: Pengamat Nilai Baliho Jadi Strategi Awal Dukung Puan Maupun PDI-P di Pilpres 2024

"Dibandingkan dengan tren Anies Baswedan, tren Puan jauh di bawahnya," tutur Ismail.

Adapun tren popularitas itu dihitung Drone Emprit berdasarkan periode 7 Juli 2021 hingga 7 Agustus 2021 atau dalam arti satu bulan.

Ismail melanjutkan, jika digabungkan, tren keempat tokoh tersebut dalam satu bulan terakhir di semua media masih dimenangkan oleh Anies Baswedan.

"Tren Anies selalu tertinggi, diikuti oleh tren Ganjar Pranowo, lalu Ridwan Kamil," terangnya.

Lebih lanjut, Drone Emprit juga menghitung analisis percakapan di sejumlah media mulai dari Twitter, Facebook, Instagram, Youtube dan media massa online.

Hasilnya yaitu share of voices 4 tokoh dalam satu bulan terakhir, Anies 49 persen, Ganjar 27 persen, Ridwan Kamil 13 persen, dan Puan 12 persen.

"Share of voices berdasarkan kanal, berita online, Anies 43 persen, Ganjar 25 persen, Ridwan Kamil 19 persen, dan Puan 13 persen. Lalu Twitter, Anies 50 persen, Ganjar 27 persen, Ridwan Kamil 12 persen, dan Puan 12 persen," ungkap Ismail.

Baca juga: Analisis Drone Emprit soal Baliho: Popularitas Puan Meningkat meski Banyak Sentimen Negatif

Ismail menjelaskan bahwa tren menghitung popularitas merupakan gabungan percakapan yang bernada positif, negatif, dan netral di media sosial maupun media online.

Popularitas itu, kata dia, tidak peduli akan sentimen yang diungkapkan oleh netizen, baik sentimen positif, negatif maupun netral.

Oleh karena itu, Ismail menilai bahwa popularitas saja tidak cukup untuk digunakan meraih suara masyarakat.

Terlebih, tambah dia, meningkatnya popularitas Puan justru lebih banyak berisi percakapan atau sentimen negatif terkait baliho.

"Populer saja tidak cukup, apalagi populer karena hal yang negatif dan tidak ada positifnya. Harus ada bukti kerja dan prestasi yang bisa digunakan untuk menaikkan tren positif," pungkas Ismail.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi: Target Stunting 14 Persen Ambisius, Bukan Hal Mudah

Jokowi: Target Stunting 14 Persen Ambisius, Bukan Hal Mudah

Nasional
KPK Wanti-wanti soal Program Makan Siang Gratis Prabowo, Rosan Angkat Bicara

KPK Wanti-wanti soal Program Makan Siang Gratis Prabowo, Rosan Angkat Bicara

Nasional
KPU Tegaskan Undang Ganjar-Mahfud ke Penetapan Prabowo-Gibran, Kirim Surat Fisik dan Digital

KPU Tegaskan Undang Ganjar-Mahfud ke Penetapan Prabowo-Gibran, Kirim Surat Fisik dan Digital

Nasional
Sebut Sudah Bertemu Beberapa Tokoh, Gibran: Gong-nya Hari Ini Ketemu Wapres Ma’ruf Amin

Sebut Sudah Bertemu Beberapa Tokoh, Gibran: Gong-nya Hari Ini Ketemu Wapres Ma’ruf Amin

Nasional
Anggota Dewas Akui Dilaporkan Wakil Ketua KPK karena Koordinasi dengan PPTK

Anggota Dewas Akui Dilaporkan Wakil Ketua KPK karena Koordinasi dengan PPTK

Nasional
Prabowo: Pers Bagian Penting Demokrasi meski Kadang Meresahkan

Prabowo: Pers Bagian Penting Demokrasi meski Kadang Meresahkan

Nasional
Prabowo: Pertandingan Selesai, di Dalam atau Luar Pemerintahan Harus Rukun

Prabowo: Pertandingan Selesai, di Dalam atau Luar Pemerintahan Harus Rukun

Nasional
Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Nasional
Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Nasional
Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Nasional
Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Nasional
Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Nasional
Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Nasional
Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com