"Kalau digabungkan, tren keempat tokoh ini dalam satu bulan terakhir di semua media yaitu tren Anies selalu tertinggi, diikuti oleh tren Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil," kata Ismail.
Sementara itu, Drone Emprit juga menghitung analisis percakapan di sejumlah media mulai dari Twitter, Facebook, Instagram, Youtube dan media massa online.
Hasilnya, share of voices empat tokoh dalam satu bulan terakhir tercatat Anies 49 persen, Ganjar 27 persen, Ridwan Kamil 13 persen, dan Puan 12 persen.
Sementara, share of voices berdasarkan kanal atau berita online yakni, Anies 43 persen, Ganjar 25 persen, Ridwan Kamil 19 persen, dan Puan 13 persen.
Sedangkan di Twitter, Anies 50 persen, Ganjar 27 persen, Ridwan Kamil 12 persen, dan Puan 12 persen.
Ismail menjelaskan, popularitas merupakan gabungan percakapan yang bernada positif, negatif, dan netral.
Percakapan netizen dengan tema baliho secara tidak langsung mendongkrak nama Puan.
"Mereka itu sama-sama menaikkan percakapan (soal) Puan. Soal popularitas iya naik, tetapi popularitasnya ini kan bisa positif, bisa negatif, netral. Kita tidak melihat itu, pokoknya populer saja," jelasnya.
Baca juga: Baliho Politisi di Mana-mana, Masih Efektifkah Hari Gini?
Ismail mengatakan, tren popularitas tersebut disinyalir akan berlanjut ke tahap meningkatkan favorability atau tingkat kesukaan terhadap Puan.
Menurutnya, favorability itu berpotensi membuat netizen atau masyarakat melupakan sentimen negatif terhadap Puan Maharani.
"Nanti pelan-pelan baru diubah. Nanti mungkin Puan dikenal karena kasih bantuan, beasiswa dan sebagainya. Publik nanti lupa dengan baliho. Nah, ini strategi, selalu begitu," kata Ismail.
"Setelah populer, baru favorability, itu sentimen positif. Setelah dikenal lalu didongkrak dengan hal-hal positif yang dilakukan Puan. Akhirnya publik nanti lupa dengan hal negatif sebelumnya," tutur Ismail.
Belakangan ini, masyarakat tengah menyoroti maraknya pemasangan baliho sejumlah politisi.
Selain Puan Maharani, ada pula Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.
Publik lebih banyak menyoroti baliho Puan Maharani. Dalam baliho terpampang foto Puan dengan kalimat "Kepak Sayap Kebhinekaan".
Baliho tersebut dikritik lantaran para elite partai politik dianggap tak sensitif dengan penderitaan masyarakat di tengah pandemi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.