Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3,56 Juta Kasus Covid-19 dan Pentingnya Pemerataan Vaksinasi

Kompas.com - 06/08/2021, 07:20 WIB
Tsarina Maharani,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Angka kematian akibat Covid-19, pada Kamis (5/8/2021), bertambah 1.739 jiwa.

Selama 21 hari berturut-turut, kasus kematian di Indonesia lebih dari 1.000 jiwa per hari.

Selama 16 Juli sampai 5 Agustus, jumlah kematian yang dilaporkan pemerintah adalah 32.183 jiwa. Sementara itu, secara kumulatif, jumlah kasus kematian hingga Kamis kemarin yaitu 102.375 jiwa.

Selain itu, pada Kamis kemarin, kasus konfirmasi Covid-19 bertambah 35.764, sehingga secara total ada 3.568.331 kasus.

Baca juga: Kematian akibat Covid-19 Tembus 1.000 Per Hari dalam 3 Minggu, Ini Penyebabnya Menurut Epidemiolog

Percepatan vaksinasi diperlukan demi menekan risiko perburukan kondisi pasien.

Dikutip dari harian Kompas, juru bicara Kementerian Kesehatan untuk vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta dapat mengakselerasi pemerataan cakupan vaksinasi.

Koordinasi antara dinas kesehatan, TNI, dan Polri dalam pendistribusian vaksin perlu diperkuat.

"Kita memperbanyak pos atau sentra vaksinasi di kota-kota besar serta daerah tertinggal, terluar, dan terdepan dari Indonesia," katanya.

Hingga Kamis pukul 18.00 WIB, masyarakat yang menerima vaksinasi dosis lengkap baru 22.283.984 orang atau 10,70 persen dari target sasaran.

Baca juga: Beda Data Kematian Covid-19 Antara Pemerintah Pusat dengan Daerah

Kemudian, masyarakat yang sudah menerima vaksin dosis pertama yaitu sebanyak 48,856,419 orang atau 23,46 persen.

Sasaran vaksinasi yang ditetapkan pemerintah yaitu sebanyak 208.265.720 orang terdiri atas tenaga kesehatan, lanjut usia petugas publik, masyarakat rentan, dan masyarakat umum termasuk anak-anak usia 12-17 tahun. Target ini ditetapkan untuk mencapai kekebalan komunal (herd immunity) dari virus SARS-CoV-2.

Tiga jalur distribusi vaksin

Menurut Nadia, strategi vaksinasi setiap daerah berbeda. Di kota besar, vaksinasi lewat kerja sama dengan swasta dalam pembukaan sentra vaksinasi.

Kerja sama bisa dengan organisasi keagamaan, organisasi masyarakat, dan organisasi alumni.

Untuk pembagian vaksin, Kemenkes memakai tiga jalur, yakni dinas kesehatan provinsi, TNI, dan Polri.

Dinas kesehatan provinsi menyalurkan vaksin ke dinas kesehatan kabupaten/kota, lalu ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Baca juga: UPDATE: Sebaran 1.739 Kasus Kematian Covid-19, Tertinggi di Jateng dengan 466

Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah terus berupaya untuk menambah pasokan vaksin. Dengan demikian, seluruh warga dapat terpenuhi haknya untuk mendapatkan vaksin.

Namun, dia mengatakan saat ini vaksinasi Covid-19 diprioritaskan untuk daerah dan populasi rentan.

"Sejauh ini vaksinasi masih diprioritaskan terlebih dahulu untuk daerah dan populasi rentan dan secara paralel mengejar cakupannya secara nasional secara luas," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (3/8/2021).

Presiden ingatkan protokol kesehatan

Lewat akun Instagram-nya, Presiden Joko Widodo terus mengingatkan masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. Salah satunya, memakai masker saat keluar rumah.

"Jangan pernah lengah, kenakan perisai pelindung yang ampuh menahan virus itu. Pakai masker!" tulis Jokowi, Kamis.

Jokowi menyebut, tidak ada yang tahu kapan dan di mana virus corona menular.

Baca juga: Perjalanan 100.000 Angka Kematian Covid-19 RI, 16 Hari Terakhir Bertambah 25.000

Dia mengatakan, virus tersebut menyebar di berbagai tempat, utamanya yang ramai dikunjungi banyak orang.

"Kita tidak tahu siapa yang akan bertemu kita dan membawa virus Covid-19," kata Jokowi.

"Virusnya menyebar di tempat-tempat orang bertemu dan berkumpul. Bisa di pasar-pasar, di atas kendaraan umum, dan di mana saja," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

Nasional
PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com