Menurut Prabowo, saat itu, jika pemerintah tak berhati-hati, uang Indonesia yang lari ke luar negeri akan semakin bertambah. Apalagi, kata dia, saat ini perkembangan teknologi semakin pesat.
"Kalau kita tidak hati-hati dengan antusiasme untuk internet, e-commerce, e-ini, e-itu, saya khawatir ini bisa mempercepat arus larinya uang ke luar negeri," kata Prabowo.
Prabowo mengaku sengaja mengatakan hal tersebut agar masyarakat Indonesia sadar dengan apa yang terjadi saat ini.
“Ini bukan saya pesimistis, saya ingin menggugah kesadaran bahwa sistem sekarang ini memungkinkan uang kita lari ke luar negeri,” katanya.
Hal yang sama kembali disampaikan Prabowo saat dirinya menyampaikan pidato kebangsaan di acara "Prabowo Menyapa Masyarakat dan Purnawirawan TNI- Polri DIY-Jateng" di Grand Pacific Hall, Sleman pada 27 Februari 2019.
"Uang Warga Negara Indonesia yang di luar negeri jumlahnya lebih dari Rp 11.000 triliun. Jumlah uang di bank-bank, di seluruh bank di dalam negeri jumlahnya Rp 5.400 triliun, berarti dua kali kekayaan Indonesia berada di luar Indonesia," kata Prabowo.
Baca juga: Prabowo Sebut Kekayaan Indonesia Mengalir ke Luar Negeri
Ketika itu, Prabowo menjelaskan uang milik warga Indonesia yang terus mengalir ke luar negeri karena sistem ekonomi Indonesia yang salah serta menyimpang dari UUD 1994 dan UU pendiri bangsa.
"Bahkan menteri dari kabinet ini sendiri mengakui bahwa milik WNI lebih banyak di luar negeri daripada di Indonesia," jelas Prabowo.
Sebagai presiden yang juga lawan Prabowo dalam Pilpres 2019, Jokowi meminta Prabowo membuktikan ucapannya saat itu. Jika memang benar, pemerintah akan bertindak.
"Ya kalau memang ada data, ada bukti-bukti mengenai itu disampaikan saja ke pemerintah. Akan kita kejar kalau memang benar," kata Jokowi di Desa Botuwombatu, Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo, Jumat (1/3/2019).