Menurut dia, anggaran pengecatan justru sudah dibahas dan disepakati di DPR pada 2019.
"Aneh saja kalau sekarang ada anggota DPR atau parpol di DPR yang mengkritiknya. Lah dulu saat dibahas, kenapa tak ditolak, bahkan mereka tidak ada mempermasalahkan sedikit pun kala itu," ucap dia.
Namun, pemerintahan SBY sebelumnya sudah menjelaskan bahwa pesawat kepresidenan tidak dipesan berwarna biru.
Pada 10 April 2014, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengatakan bahwa warna biru pada pesawat kepresidenan RI yang dibuat Boeing bukan pesanan SBY.
"Mengenai warna, saya kira bukan presiden yang menentukan," kata Mensekneg Sudi Silalahi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Baca juga: Sudi: Bukan SBY yang Tentukan Warna Pesawat
Ia membeberkan alasan warna biru digunakan karena demi keselamatan penerbangan. Warna biru itu, kata dia, sebagai bentuk penyamaran dari ancaman,
Karena alasan keamanan, kata dia, maka pesawat itu diberikan warna biru, yang tidak dimiliki pesawat penerbangan komersil lainnya.
Belakangan ini, publik memang menyoroti sikap pemerintah yang melakukan pengecatan terhadap pesawat kepresidenan di tengah pandemi.
Pengecatan tersebut pun dikritik sejumlah pihak, salah satunya dari Partai Demokrat melalui Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra.
Baca juga: Demokrat: Anggaran Terbatas tetapi Mengecat Pesawat Kepresidenan
Herzaky mempertanyakan prioritas pemerintah yang mengecat ulang pesawat kepresidenan Indonesia 1 itu.
"Apakah penting dan prioritas mengecat pesawat kepresidenan saat ini? Apakah kalau tidak dicat saat ini, membahayakan nyawa presiden saat memakai? Anggaran terbatas, tapi malah memilih mengecat pesawat presiden," kata Herzaky kepada wartawan, Selasa (3/8/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.