Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

130 Bencana Alam Terjadi di Indonesia Selama Juli 2021

Kompas.com - 03/08/2021, 17:58 WIB
Wahyuni Sahara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat sebanyak 130 bencana alam terjadi di Indonesia selama bulan Juli 2021.

Dengan rincian banjir sebanyak 53 kali, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 42 kali, angin puting beliung 22 kali, tanah longsor 11 kali, gempa dan kekeringan masing-masing satu kali.

"BNPB mencatat bencana hidrometeorologi masih mendominasi, seperti banjir, angin puting beliung dan tanah longsor," ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D dalam pernyataan pers yang diterima Kompas.com, Selasa (3/8/2021).

Baca juga: Waspada Potensi Banjir di 9 Daerah, BNPB Rekomendasikan Masyarakat Lakukan Antisipasi Ini...

Sejumlah kejadian bencana alam tersebut menyebabkan 4 orang meninggal dunia dan 1 orang dinyatakan hilang.

Dengan rincian 2 korban akibat banjir, 2 korban akibat puting beliung dan 1 korban akibat tanah longsor. Sebanyak 215.865 orang mengungsi.

Selain itu, BNPB juga mencatat bahwa bencana selama Juli 2021 mengakibatkan total jumlah kerusakan rumah sebanyak 767 unit, fasilitas umum 13 dan jembatan 29.

Jumlah kerusakan di sektor pemukiman dikategorikan dalam beberapa tingkatan yaitu rusak berat dengan jumlah 232 unit, rusak sedang 255 dan rusak ringan 280.

Penyebab kerusakan rumah tertinggi diakibatkan puting beliung sebanyak 351 unit, disusul banjir 383, tanah longsor 21 dan 13 akibat gempat bumi.

Baca juga: BNPB Minta 9 Wilayah Ini Waspadai Bahaya Banjir

Banjir dan Karhutla terjadi bersamaan

Selama bulan Juli 2021, beberapa provinsi mengalami banjir bersamaan  dengan karhutla.

Lima provinsi tertinggi dengan bencana banjir selama Juli yaitu Aceh 9 kejadian, Kalimantan Barat 8, Sulawesi Selatan 8, Kalimantan Tengah 5, serta Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku masing-masing tercatat 4 kejadian.

Sedangkan sebaran karhutla tertinggi teridentifikasi di wilayah Sumatera Selatan 11 kejadian, Aceh 10, Kalimantan Tengah 7, Kalimantan Selatan 6 dan Riau 4.

Melihat dari sebaran, kondisi cuaca pada bulan Juli ini juga berkontribusi pada terjadinya karhutla di wilayah Sumatera dan Kalimantan, yang memang kerap dilanda karhutla setiap tahun.

Baca juga: Jelang Musim Kemarau, BMKG: Waspadai Potensi Karhutla untuk Wilayah Selatan Indonesia

Meskipun banjir dan karhutla terjadi pada kabupaten/kota yang berbeda, fenomena ini menurut Abdul menunjukkan bahwa anomali cuaca dalam skala lokal terlihat sebagaimana terjadi di Aceh (banjir 9 kejadian dan karhutla 10 kejadian) dan Kalimantan Tengah (banjir 4 kejadian dan karhutla 7 kejadian).

Fenomena serupa, dimana banjir dan banjir bandang terjadi hampir bersamaan dengan kejadian kebakaran hutan yang dahsyat juga terjadi di tingkat global.

Kejadian banjir dan banjir bandang yang terjadi di Jerman, Turki, India dan Cina disusul oleh kejadian kebakaran hutan yang masif di Turki, Italia, Yunani dan Amerika.

Anomali cuaca di tingkat lokal, regional dan global ini, kata Abdul, tentunya harus menjadi perhatian dalam aspek uncertainty (ketidakpastian) dalam penyusunan langkah-langkah mitigasi.

Baca juga: Pemkot Jaktim Cari Cara Selesaikan Banjir akibat Luapan PHB Sulaeman di Cipinang Melayu

Perbandingan dampak dengan Juli 2020

Dari analisis perbandingan kejadian bencana pada Juli 2020 lalu, kejadian pada Juli 2021 cenderung mengalami penurunan.

Pada Juli 2020 kejadian bencana yang terjadi mencapai 208 kejadian, sedangkan pada tahun 2021 turun menjadi 130 kejadian atau sekitar 38 persen penurunan.

Sementara itu,  jumlah korban meninggal dan hilang pada Juli 2021 menurun drastis jika dibandingkan dengan Juli 2020.

Baca juga: Jokowi: Kita Harus Meningkatkan Ketangguhan Hadapi Bencana Alam

Pada Juli 2020, angka meninggal dunia mencapai 65 jiwa, sedangkan Juli pada tahun ini hanya 5 jiwa.

Demikian juga dampak pada sektor pemukiman, jumlah kerusakan turun hingga 91 persen pada Juli ini dibandingkan dari total kerusakan rumah pada Juli tahun lalu.

Secara keseluruhan dampak bencana pada Juli 2021, seperti jumlah orang terdampak dan mengungsi, jumlah orang terluka dan jumlah rumah rusak mengalami penurunan yang sangat signifikan dibandingkan dengan tahun lalu.

Potensi kekeringan dan karhutla pada Agustus 2021

Abdul mengatakan ada potensi kekeringan dan karhutla pada bulan Agustus 2021 ini. Oleh karena itu kesiapsiagaan tetap menjadi perhatian utama semua pihak.

"Setelah musim hujan berakhir, potensi bahaya yang dihadapi yaitu kekeringan dan karhutla," kata Abdul.

Potensi ini, menurut Abdul harus dicegah bersama-sama agar masyarakat tidak terbebani permasalahan asap di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung saat ini.

Baca juga: Menteri LHK: Jangan Sampai Terjadi Duet Bencana, Corona dan Karhutla

Selain itu, setiap tahun wilayah Indonesia yang terdampak bencana asap mengakibatkan kerugian hingga triliunan rupiah dan dampak terhadap kehidupan masyarakat, khususnya kesehatan.

BNPB mencatat berbagai kasus karhutla di Indonesia dipicu oleh faktor antropogenik atau akibat ulah manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com