JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Indostrategic menunjukkan bahwa Prabowo Subianto menempati posisi teratas sebagai calon presiden pilihan masyarakat jika pemilihan presiden (pilpres) digelar saat ini.
Pada rilis survei yang digelar secara virtual itu, Direktur Eksekutif Indostrategic Khoirul Umam mengatakan, Prabowo memiliki dukungan sebanyak 17,5 persen responden, disusul Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo masing-masing 17 persen dan 8,1 persen.
"Jika pilpres dilakukan hari ini, lagi-lagi, nama Pak Prabowo berada di angka teratas, 17,5 persen," kata Khoirul dalam rilis survei secara virtual, Selasa (3/8/2021).
Baca juga: Survei Voxpol: Elektabilitas Gerindra Tertinggi, Disusul PDI-P dan PKS
Menurut Khoirul, angka tersebut menjadi modal yang baik bagi Prabowo untuk maju dalam Pilpres 2024.
Sebab, ia melihat bahwa Prabowo selalu menempati posisi paling atas dalam sejumlah survei nasional lainnya.
"Angka ini cukup menarik karena bagaimana pun juga Pak Prabowo tetap konsisten. Ini menunjukkan bahwa Pak Prabowo tetap memiliki modal yang baik untuk maju di Pilpres 2024," ujar dia.
Namun, angka itu, menurut dia, perlu dikonfirmasi kepada Gerindra sebagai partai politik dari Prabowo Subianto terkait pencalonan presiden.
Ia pun mendorong Partai Gerindra segera menentukan pilihan siapa calon presiden yang akan diusung dari partai mengingat elektabilitas tinggi Prabowo masih terjaga.
"Apakah betul Pak Prabowo masih akan maju di 2024 ataukah ada pendekatan yang berbeda. Tentu masyarakat membutuhkan konfirmasi," kata dia.
Baca juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Prabowo Tertinggi
Kendati demikian, dalam survei tersebut, persentase Prabowo terlihat dipepet oleh Anies Baswedan.
Berdasarkan rilis, persentase keterpilihan Prabowo dan Anies hanya berbeda 0,5 persen. Prabowo 17,5 persen, sedangkan Anies 17 persen.
Menurut Khoirul, Prabowo masih unggul lantaran faktor post-election effect.
Prabowo telah menginvestasikan namanya dalam tiga kali penyelenggaraan pemilu, yakni Pemilu 2009, Pemilu 2014, dan Pemilu 2019.
"Sehingga, keuntungan tersebut bisa memberikan electoral leverage untuk menempatkan nama beliau tetap pada memori politik publik untuk menempatkan nama Pak Prabowo di angka yang relatif terjaga," kata dia.
Sementara itu, nama Anies Baswedan yang menempel Prabowo di posisi kedua kemungkinan besar dipengaruhi oleh faktor publisitas yang tinggi terkait perannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.