Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/08/2021, 15:52 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui, ada ketimpangan dalam distribusi vaksin Covid-19 di Indonesia.

Budi mengatakan, hingga Juli, pemerintah baru menerima 90 juta dosis vaksin atau 22 persen dari total 420 juta dosis vaksin yang dibutuhkan.

"Kalau ada teman-teman di daerah kita enggak kebagian vaksin, vaksinnya kita suntik baru sekian ratus ribu. Selama itu masih 22 persenan itu sama dengan rata-rata nasional, karena kita juga baru terima vaksinnya segitu," kata Budi dalam konferensi pers secara virtual, Senin (2/8/2021).

Baca juga: Menkes: Kita Bersyukur Kasus Konfirmasi Covid-19 di Indonesia Sudah Menurun

Budi memastikan akan menambah stok vaksin di daerah-daerah apabila sudah mulai menipis.

Ia mengatakan, memang distribusi vaksin Covid-19 diprioritaskan untuk kabupaten/kota yang secara epidemologi terjadi peningkatan kasus konfirmasi positif dan kasus kematian.

Langkah tersebut, kata Budi, dilakukan untuk mengurangi angka kematian di kabupaten/kota tersebut.

"Contoh kenapa kita ke nakes duluan (divaksin)? Karena nakes berisiko, kenapa orangtua? Karena berisiko, begitu juga dengan daerah kita berikan ke yang berisiko kasus paling tinggi dan kematian tinggi," ujar dia. 

Di samping itu, Budi mengatakan, 72 juta dosis vaksin akan diterima pada pekan keempat bulan Agustus. Disusul, 70 juta dosis vaksin pada bulan September.

Ia menargetkan, dari Agustus hingga Desember, pemerintah akan mendapatkan 258 juta dosis vaksin.

"Kalau ini semuanya bisa datang ke Indonesia sesuai dengan jadwal, dari bulan Agustus-Desember kita akan memiliki 331 juta dosis vaksin ditambah tadi yang 90 jutaan sudah kita terima, jadi kita kira sudah cukup untuk yang untuk memvaksinasi 200 juta rakyat Indonesia," ucapnya.

Baca juga: Menkes Ungkap Sebab Kematian akibat Covid-19 di IGD Naik 3 Bulan Terakhir

Lebih lanjut, Budi mengatakan, jika jumlah dosis vaksin yang diterima pemerintah meningkat pada Agustus-September, maka penyuntikan vaksin harus 3 kali lebih tinggi.

"Contoh untuk kota masuk epidemiologi tertinggi kasusnya, itu sehari suntikan 380 ribu, nanti bulan ini harus naik 1,2 juta,kalau benar-benar kita mau efisiensi vaksin yang ada," kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasto Bilang Suara Ganjar-Mahfud Mestinya 33 Persen, Ketum Projo: Halusinasi

Hasto Bilang Suara Ganjar-Mahfud Mestinya 33 Persen, Ketum Projo: Halusinasi

Nasional
KPK Duga Pelaku Korupsi di PT PLN Rekayasa Anggaran dan Pemenang Lelang

KPK Duga Pelaku Korupsi di PT PLN Rekayasa Anggaran dan Pemenang Lelang

Nasional
Prabowo-Gibran Menang di Jawa Barat, Raih 16,8 Juta Suara

Prabowo-Gibran Menang di Jawa Barat, Raih 16,8 Juta Suara

Nasional
KPK Usut Perkara Baru di PLN Unit Sumatera Bagian Selatan Terkait PLTU Bukit Asam

KPK Usut Perkara Baru di PLN Unit Sumatera Bagian Selatan Terkait PLTU Bukit Asam

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Data Aman meski Sirekap Terhubung Server Luar Negeri

Menko Polhukam Pastikan Data Aman meski Sirekap Terhubung Server Luar Negeri

Nasional
Soal Maksud Jokowi Panggil 2 Menteri PKB, Budi Arie: Kita Perlu Persatuan

Soal Maksud Jokowi Panggil 2 Menteri PKB, Budi Arie: Kita Perlu Persatuan

Nasional
MER-C Indonesia Kirim 11 Relawan Medis ke Gaza

MER-C Indonesia Kirim 11 Relawan Medis ke Gaza

Nasional
Projo Bilang Kaesang dan Erina Tak Maju Pilkada 2024

Projo Bilang Kaesang dan Erina Tak Maju Pilkada 2024

Nasional
Dapat Restu Jokowi, Sekretaris Pribadi Iriana Maju Pilwalkot Bogor 2024

Dapat Restu Jokowi, Sekretaris Pribadi Iriana Maju Pilwalkot Bogor 2024

Nasional
Rapat dengan DPR, Risma Dicecar soal Banjir Bansos Jelang Pencoblosan

Rapat dengan DPR, Risma Dicecar soal Banjir Bansos Jelang Pencoblosan

Nasional
Tiga Anak Mantan Presiden Raup Suara Besar di Pileg: Trah Soekarno, Soeharto, dan SBY

Tiga Anak Mantan Presiden Raup Suara Besar di Pileg: Trah Soekarno, Soeharto, dan SBY

Nasional
Menkominfo Klaim Situasi Media Sosial Usai Pemilu 2024 Lebih Baik ketimbang 2019

Menkominfo Klaim Situasi Media Sosial Usai Pemilu 2024 Lebih Baik ketimbang 2019

Nasional
Hasil Rekapitulasi KPU: Prabowo-Gibran Menang di Maluku

Hasil Rekapitulasi KPU: Prabowo-Gibran Menang di Maluku

Nasional
Kemenkominfo 'Take Down' 1.971 Berita Hoaks Terkait Pemilu 2024

Kemenkominfo "Take Down" 1.971 Berita Hoaks Terkait Pemilu 2024

Nasional
Menko Polhukam: Pengumuman Hasil Pemilu 2024 Masih Sesuai Rencana, 20 Maret

Menko Polhukam: Pengumuman Hasil Pemilu 2024 Masih Sesuai Rencana, 20 Maret

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com