JAKARTA, KOMPAS.com - Kelangkaan stok vaksin Covid-19 mulai terjadi di daerah-daerah. Sejumlah pemerintah daerah telah mengeluhkan kurangnya stok vaksin Covid-19 di saat meningkatnya animo masyarakat untuk divaksinasi.
Di Semarang, Jawa Tengah, misalnya, pelayanan di sejumlah sentra vaksinasi terpaksa dihentikan karena terkendala pasokan vaksin yang nyaris habis.
Setidaknya, ada tiga sentra vaksinasi yang menutup sementara layanan vaksin bagi masyarakat.
Baca juga: Pemda Keluhkan Stok Vaksin, Anggota DPR Harap Tak Lama-lama di Gudang Bio Farma
Adapun tiga sentra vaksinasi yang tutup antara lain Universitas Negeri Semarang (Unnes), Unika Soegijapranata Semarang dan Kecamatan Mijen.
Tidak hanya itu, tujuh puskesmas yang membuka pelayanan vaksinasi juga ditutup seperti Puskesmas Bandarharjo, Puskesmas Genuk, Puskesmas Mijen, Puskesmas Karanganyar, Puskesmas Tambakaji, Puskesmas Karangayu dan Puskesmas Bangetayu.
Hal serupa terjadi di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung. Stok vaksin di sana bahkan sudah kosong. Akibatnya, Layanan vaksinasi di sejumlah fasilitas ditutup sementara hingga ada pasokan vaksin dari pemerintah pusat.
Kepala Dinas Kesehatan Pangkalpinang Masagus M Hakim membenarkan bahwa daerahnya kehabisan stok vaksin Covid-19. "Iya, yang tersisa hanya vaksin alokasi khusus," kata Masagus saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (31/7/2021).
Bahkan untuk di Medan, Sumatera Utara, pada Jumat (28/7/2021) stok vaksin di gudang farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan hanya tersisa sekitar 150 dosis.
Baca juga: Banyak Keluhan soal Stok Vaksin di Daerah, Pemerintah Diminta Gencarkan Lobi ke Produsen
“Vaksin di Medan sekitar 150 (dosis) lagi,” kata Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Syamsul Nasution, Jumat.
Dia mengungkapkan, sisa stok vaksin yang ada itu hanya digunakan untuk suntikan dosis kedua. Untuk sementara, Pemkot Medan menghentikan suntikan dosis pertama.
Syamsul mengatakan, kelangkaan vaksin di Medan itu disebabkan karena kiriman dari Pemerintah Pusat belum datang. Sementara, animo masyarakat Medan untuk mendapatkan vaksin terus meningkat.
Kondisi demikian menyebabkan seluruh puskesmas di Medan yang selama ini melayani vaksinasi, juga kekurang stok. Saat ini, stok yang ada mereka maksimalkan untuk penyuntikan dosis kedua.
“Puskemas pun banyak yang kosong. Pak Wali Kota pun sudah ngomong,” ungkapnya.
Menanggapi langkanya stok vaksin di sejumlah daerah, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, fokus vaksinasi Covid-19 saat ini adalah 50 persen Jawa-Bali.
"Karena tingginya laju penularan di sana, sisanya dibagi ke non-Jawa dan Bali," kata Nadia.
Baca juga: Pertanyakan Stok Vaksin di Daerah, Politisi Nasdem Minta Pemerintah Transparan
Berbicara mengenai stok vaksin Covid-19 yang habis di sejumlah daerah, Nadia mengungkapkan, vaksinasi yang dilakukan saat ini berdasarkan jumlah vaksin yang diterima dari produsen luar negeri sampai Desember 2021.
Dengan demikian, semua daerah tidak bisa mendapatkan vaksin pada waktu bersamaan.
Kendati fokus di Jawa-Bali, anggota Komisi IX DPR Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah harus bisa menjamin ketersediaan stok vaksin Covid-19 yang adil dan merata di seluruh Indonesia.
"Karena kebijakan seperti itu sudah direncanakan, konsekuensinya program vaksinasi juga harus benar-benar digalakkan. Tidak boleh lagi ada alasan vaksin kosong. Apalagi, Presiden Jokowi sungguh-sungguh ingin mengejar target pelaksanaan vaksinasi ini lebih cepat," kata Saleh kepada Kompas.com, Minggu (1/8/2021).
Terlebih saat ini varian delta virus corona juga telah menyebar hampir merata di seluruh Indonesia.
Saleh mengatakan hal itu semestinya menjadi perhatian utama bagi pemerintah untuk segera mendistribusikan vaksin secara adil dan merata ke seluruh Indonesia dan tak hanya terpusat di Jawa serta Bali.
"Bahkan, varian delta plus diyakini lebih berbahaya. Dan itu sudah ada di Indonesia. Tentu harus dilakukan langkah-langkah antisipatif yang diperlukan untuk memperlambat atau menghentikan penyebarannya," tutur Saleh.
"Jadi distribusi vaksin harus adil. Pelaksanaan vaksinasi juga harus dilakukan dengan skala waktu yang sama. Daerah di pulau Jawa dan luar Jawa harus sama. Yang membedakan adalah zonasinya. Ada yang merah, kuning, dan hijau. Zona merah dan kuning memang harus diprioritaskan. Tetapi bukan berarti zona hijau ditinggalkan," lanjut Saleh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.