Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Slamet Budiarto, SH, MH.Kes.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Provinsi DKI Jakarta

Ketua Ikatan Dokter Indonesia Provinsi DKI Jakarta | Wakil Ketua Umum Pengurus Besar IDI | Wakil Ketua MPKU PP Muhammadiyah | Ketua umum PP PKFI (Perhimpunan Klinik dan Faskes Primer Indonesia) | Direktur Utama RS Islam Jakarta Pondok Kopi | Kandidat Doktor Administrasi dan Kebijakan Kesehatan FKM UI

Mengevaluasi Kinerja Menteri Kesehatan

Kompas.com - 02/08/2021, 10:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Menkes justru menggunakan lembaga lain di luar lembaga kesehatan untuk melakukan vaksinasi. Masuk akal kalau target vaksin tidak tercapai.

Jika distribusi vaksin menggunakan jalur kesehatan, yakni dinkes, puskesmas, DPM, klinik pratama dan praktek bidan/perawat, maka target 1 juta vaksin per hari akan mudah tercapai. Bahkan bisa mencapai 3-5 juta per hari.

Menkes juga kurang transparan dalam hal ketersediaan vaksin. Kenyataannya, mengutip pernyataan Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur Jawa Barat, ketersediaan vaksin Covid-19 sedikit atau terbatas, sehingga target tidak tercapai.

Melibatkan lembaga lain di luar jalur kesehatan sebenarnya tidak masalah, selama diposisikan sebagai tambahan dari lembaga kesehatan yang ada.

Namun, kenyataan di lapangan, lembaga lain tersebut menggunakan tenaga kesehatan dari puskesmas atau faskes lain. Sehingga, mengganggu tugas fungsi faskes tersebut dalam melayani masyarakat.

Lagi-lagi, kesalahan strategi ini menyebabkan target vaksin belum tercapai. Keberhasilan program vaksinasi untuk mewujudkan herd immunity akan tercapai jika (dan hanya jika) vaksinnya tersedia dan cepat dilakukan vaksinasi. Kalau strategi ini tidak dilakukan, maka herd immunity niscaya tidak kunjung tercapai.

Kuratif: Keberhasilan cara ini dapat dilihat dari angka kematian pasien Covid-19. Semakin tinggi angka kematian, menunjukkan upaya kuratif tidak berhasil.

Tingginya angka kematian, baik di rumah sakit maupun saat isoman, jelas menunjukkan upaya kuratif yang menjadi wewenang Menkes tidak berhasil.

Keberhasilan upaya kuratif ini ditentukan oleh ketersediaan SDM nakes, logistik kesehatan (obat, alkes, oksigen), jumlah bed rumah sakit, tempat isoman dan pembiayaan.

Kita ketahui, SDM nakes sangat kurang. Obat-obatan sangat sedikit/menipis, oksigen juga sedikit, bed rumah sakit juga kurang.

Baca juga: Menkes: Pandemi Covid-19 Dapat Berubah Jadi Epidemi jika Pengobatannya Baik

Sehingga, banyak pasien yang menderita sakit sedang/berat harus isoman di rumah tanpa ada nakes yang mendampingi.

Sudah begitu, pembiayaan klaim Covid-19 rumah sakit tahun 2020 belum dilunasi oleh Menkes. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan angka kematian menjadi sangat tinggi.

Jadi? Masalahnya sudah terang benderang sebenarnya. Penanganan pandemi yang kurang baik berakibat angka infeksi dan angka kematian akibat terpapar Covid-19 sangat tinggi di Indonesia.

Menkes seharusnya bisa belajar dari ketidakberhasilan penanganan pandemi Covid-19 gelombang pertama dan kedua, yang disebabkan oleh ketidaksiapan upaya preventif dan kuratif.

Saat varian Delta meledak di India awal April 2021, kita sebenarnya dapat mengantisipasi dengan persiapan yang matang, utamanya terkait upaya preventif dan kuratif.

Faktanya, pada gelombang ketiga ini, Indonesia kembali kurang melakukan antisipasi seperti saat gelombang pertama dan gelombang kedua.

Sudah pasti, peran Menkes dalam hal ini sangat besar dan menentukan, mengingat Menkes mempunyai sumber daya kesehatan yang sangat besar dibandingkan lembaga lain.

Nasi sudah telanjur jadi bubur. Ke depan, Menkes diharapkan segera mengubah strategi, baik dalam upaya kuratif maupun promotif dan preventif, utamanya terkait percepatan vaksin, kesiapan SDM, faskes, logistik kesehatan, dan pembiayaan yang baik serta persiapan tempat isoman.

Man jadda wa jadda, barang siapa yang bersungguh sungguh, maka ia akan berhasil. (*Dr. Slamet Budiarto, SH, MH.Kes | Ketua IDI DKI Jakarta)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Muhaimin Sebut Kader PKB Mulai Pendekatan ke Sejumlah Tokoh untuk Pilkada 2024

Muhaimin Sebut Kader PKB Mulai Pendekatan ke Sejumlah Tokoh untuk Pilkada 2024

Nasional
Soal Pilkada Sumut, Muhaimin Bilang Belum Ada yang Mendaftar ke PKB

Soal Pilkada Sumut, Muhaimin Bilang Belum Ada yang Mendaftar ke PKB

Nasional
PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

Nasional
Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

Nasional
Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

Nasional
Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Nasional
PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

Nasional
Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Nasional
Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com