Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stafsus Mensesneg: Tak Ada Negara Bisa Bebas dari Pandemi Sendirian

Kompas.com - 31/07/2021, 13:53 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Faldo Maldini menilai bahwa tidak ada satu pun negara yang dapat terbebas dari pandemi sendirian.

Ia menggambarkan bagaimana negara tetangga Indonesia yaitu Singapura sempat membuka pembatasan negaranya.

Namun, hal tersebut justru membuat kasus Covid-19 di Singapura kembali mengalami peningkatan.

"Memang apabila kita lihat tidak ada satu pun negara yang bisa bebas dari pandemi ini sendirian. Kemarin contoh paling baru, ketika Singapura mencoba untuk membuka batas, tapi ternyata kasusnya naik lagi," kata Faldo dalam diskusi virtual Polemik Trijaya bertajuk Ekonomi Politik Pandemi, Sabtu (31/7/2021).

Baca juga: RSUI Buka Lagi Sentra Vaksinasi Covid-19 untuk 1.000 Orang Sehari, Bisa untuk Anak 12-17 Tahun

Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu pun berpendapat, meningkatnya kembali kasus Covid-19 di Singapura dikarenakan negara tetangganya belum beres menangani pandemi.

Faldo menyebut negara tetangga Singapura yang dimaksud belum selesai menangani pandemi yaitu Indonesia dan Malaysia.

"Kenapa kasusnya tinggi lagi? Karena Indonesia mungkin belum beres, atau mungkin Malaysia belum beres," ucapnya.

Berkaca pada Singapura itulah, Faldo menilai bahwa pandemi tidak akan selesai jika ada satu negara yang belum bisa melepaskan diri dari wabah.

"Secara, ini gamenya itu no one country solve alone. Jadi enggak bisa. Pak Jokowi bilang tidak ada policy yang based on negara gue," kata Faldo.

Terkait konteks di Indonesia, Faldo berpandangan bahwa tentu pemerintah saat ini tengah berupaya mengatasi agar mampu keluar dari pandemi Covid-19.

Salah satu hal tersebut, menurutnya dilihat dari adanya kebijakan-kebijakan pembatasan yang berjilid-jilid, contohnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

"Konteks Indonesia, kita mungkin melihat PPKM berjilid-jilid ini kan strategi untuk keluar dari permasalahan ini," ungkapnya.

Menurutnya, pemerintah terus memikirkan kebijakan yang tepat dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat.

Namun, dalam hal tersebut, pemerintah menurutnya butuh waktu untuk mendiskusikan kebijakan yang seimbang.

"Memang betul pemerintah butuh waktu untuk mendiskusikan dan terus memikirkan strategi yang obyektif, adaptif untuk menang dari pandemi. Kita lihat diperpanjang berhari-hari, ada gas dan rem. Berkali-kali Pak Presiden bilang bahwa kita akan mencari keseimbangan antara nyawa dan tenaga kesehatan," tutur Faldo.

Diketahui, sebelumnya Singapura sempat menyatakan akan hidup berdampingan dengan Covid-19.

Singapura juga membuka kembali perbatasannya untuk negara lain.

Namun, beberapa waktu belakangan, Singapura kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19.

Baca juga: Pemerintah Diminta Hindari Gesekan Politik yang Tak Perlu Selama Pandemi Covid-19

Hal tersebut membuat Singapura memutuskan untuk lockdown parsial kedua tahun ini hingga 18 Agustus 2021.

Ketua Gugus Tugas Covid-19 Singapura Gan Kim Yong optimis Singapura masih dalam jalur yang tepat untuk hidup dengan virus corona yang endemik.

“Singapura saat ini berada di jalan tol menuju tujuan akhir Covid-19 yang endemik. Namun di sepanjang jalan, akan ada gundukan, dan kadang-kadang kita juga akan mengalami hambatan. Ketika hambatan ini muncul, kita perlu mengambil jalan memutar,” Gan menuturkan dengan menggunakan analogi, dikutip Kompas.com, Minggu (25/7/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com