Baliho Puan Maharani merupakan salah satu produk media komunikasi yang digunakaan dalam iklan politik.
Melalui iklan politik para calon bisa mengkomunikasikan pesan-pesannya, idenya, programnya kepada para calon pemilih (Cangara, 2011). Hal ini juga dilakukan untuk membangun citra positif dan mendongkrak elektabilitas.
Berdasarkan hasil survei, elektabilitas Puan memang cenderung rendah dibandingkan dengan nama lain yang masuk bursa capres.
Bahkan, dalam survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 21-28 Mei 2021 lalu, nama Puan sama sekali tidak masuk dalam kandidat calon presiden.
Baca juga: Survei SMRC: Prabowo Subianto Terpilih Jadi Presiden jika Pemilihan Digelar Hari Ini
Citra ramah dan santun ditampilkan dengan mengenakan balutan baju berwarna merah dalam kondisi tersenyum. Foto yang mengesankan keramahan melalui mimik wajah.
Hal ini bukan secara kebetulan, tapi disengaja untuk menampilkan kesan bahwa Ketua DPR RI adalah sosok yang santun, ramah dan dekat pada masyarakat. Melalui foto, ditampilkan sebaik mungkin untuk menarik perhatian publik.
Selain menggunakan media gambar, iklan politik juga menggunakan kata yang dikemas semenarik mungkin untuk menggambarkan sosok Ketua Bidang Politik dan Keamanan DPP PDI-P.
Dalam Baliho Puan Maharani terdapat pesan "Kepak Sayap Kebhinekaan" serta "Jaga Iman, Jaga Imun. Aman dan Amin".
Baca juga: Di Balik Aksi Vandalisme Open BO di Baliho Puan Maharani di Jatim
Pesan yang disampaikan tersebut seolah menggambarkan kondisi pandemi Covid-19 dan segala keruwetan penanganannya sehingga butuh adanya kerjasama dan gotong royong. Pesan tersbut bermaksud untuk mempersuasi publik.
Baliho Puan Maharani merupakan bentuk iklan argumen, yakni memperlihatkan kemampuan sebagai wakil rakyat dalam mengatasi problematika Covid-19, serta masuk kategori iklan karena memberi pemahaman mengenai siapa sang kandidat presiden 2024 kepada para calon pemilih (Baukus, 1993).