Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Tanah Abang, Digadang-gadang Jusuf Kalla sebagai Simbol Kekuatan Ekonomi dan Nasibnya Kini

Kompas.com - 30/07/2021, 15:59 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla kerap berceloteh soal pentingnya membangun perekonomian di sektor riil. Bahkan Kalla menilai perekonomian di sektor riil seperti di Pasar Tanah Abang lebih penting daripada perekonomian di pasar uang.

Hal itu sudah ia kemukakan sejak menjabat wakil presiden saat mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Saat itu Kalla mengomentari ambruknya pasar saham di Amerika Serikat yang mengakibatkan krisis moneter global pada 2008.

Baca juga: Kunjungi Pasar Tanah Abang, Wakil Ketua DPR: Pedagang Tak Ingin Kibarkan Bendera Putih

Saat itu Kalla menilai krisis moneter global yang berpangkal dari AS tak akan terlalu berpengaruh terhadap perekonomian indonesia yang kuat di sektor riil.

"Kecuali kalau yang jatuh itu Pasar Tanah Abang, Pasar Senen, Pasar Baru di Makassar, Pasar Klewer di Solo (baru berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia),":ujar Kalla pada 2008.

Pentingnya membangun sektor riil seperti aktivitas perekonomian di pasar rakyat kembali ditekankan Kalla saat ia mendampingi Presiden Joko Widodo.

Kalla menyatakan pembangunan ekonomi di sektor riil seperti di pasar rakyat lebih penting daripada meningkatkan pertumbuhan di pasar uang seperti saham dan lain sebagainya.

"Finansial penting, tetapi lebih penting lagi produksi karena apabila finansial menjadi yang utama, kalau orang bicara pasar, pasar, saya sendiri tidak nyaman. Pasar apa yang dimaksud? Karena itulah, maka saya katakan, selalu (mementingkan) pasar itu boleh, tetapi yang paling penting itu Pasar Tanah Abang, Pasar Senen," kata Kalla dalam acara Economy and Market Outlook 2015 di Jakarta, Kamis (29/1/2015).

Baca juga: Senja Kala Pasar Tanah Abang: Pengunjung Sepi, Kios Diobral Murah

 

Menurut Kalla, pandangan yang berkembang selama ini di banyak negara adalah mendewakan pasar keuangan. Banyak yang memandang pasar uang bisa memakmurkan suatu bangsa.

Namun, menurut Kalla, keadaan saat ini justru berbalik. Peningkatan produktivitas sektor riil menjadi lebih penting bagi kemajuan suatu negara.

Ia mencontohkan perekonomian Amerika Serikat yang memburuk karena lebih mengedepankan aktivitas di sektor keuangan.

"AS memakai ekonomi liberal, ini kemudian kita lihat krisis keuangan karena semua lebih banyak pikiran dan aktivitas di sektor keuangan dan finansial, (sementara) industri dan produksinya pindah ke negara lain, seperti China," kata Kalla.

Berbeda dengan Amerika Serikat, Tiongkok justru mengedepankan pembangunan industri produktif.

Baca juga: Kios Pasar Tanah Abang Diobral Murah akibat Pandemi

Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Tiongkok tetap tinggi pada saat AS mengalami krisis keuangan. Tiongkok lalu muncul sebagai negara yang menguasai perekonomian dunia.

"Artinya, yang harus didahulukan produksi, industri, pertanian, baru negara itu bisa tumbuh dengan baik," sambung Kalla.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com