JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, sejumlah provinsi dengan angka kematian Covid-19 tertinggi tidak masuk dalam kategori wilayah yang menjalankan PPKM Level 4.
Kendati mayoritas penyumbang tertinggi masih ada di pulau Jawa-Bali, yang merupakan wilayah PPKM Level 4, Wiku meminta pemerintah daerah setempat tetap waspada.
"Meski Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta tetap masih menjadi penyumbang tertinggi kenaikan kematian, tapi waspada juga dengan Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Riau, Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan yang turut jadi penyumbang tertinggi kenaikan kasus kematian mingguan," ujar Wiku dalam konferensi pers secara daring melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (29/7/2021).
"Ini harusnya jadi alarm kepada pemda setempat karena sebagian besar kabupaten/kota di provinsi itu tidak menjalani PPKM level 4," lanjut Wiku.
Baca juga: Masih Terjadi Peningkatan Kematian, Satgas Covid-19 Minta Pemda dan Masyarakat Lakukan Ini
Adapun secara rinci, 10 provinsi dengan kenaikan kematian tertinggi adalah Jawa Tengah (naik 825 kasus), Jawa Timur (naik 586 kasus), DKI Jakarta (naik 510 kasus) dan Kalimantan Timur (naik 189 kasus).
Lalu ada DIY (naik 136 dari pekan sebelumnya), Riau (naik 58 kasus), Bali (naik 53 kasus), Sulawesi Selatan (naik 48 kasus), Kalimantan Tengah (naik 44 kasus) dan Sumatera Selatan (naik 43 kasus).
Lebih lanjut Wiku mengungkapkan, jumlah kematian akibat Covid-19 pada Juli 2021 ini menjadi yang tertinggi sepanjang pandemi.
Kematian akibat Covid-19 pada dua minggu terakhir bertambah lebih dari 1.000 setiap hari.
Bahkan pada 27 Juli 2021 lalu tercatat sebanyak 2.069 kematian dalam sehari.
Sementara itu, jumlah total kematian yang tercatat sejak awal Juli hingga 28 Juli 2021 tercatat sebanyak 30.168 kasus.
Baca juga: 3 Daerah di Jabar dengan Angka Kematian Tertinggi akibat Covid-19
Menurut Wiku, angka kematian ini sangat tinggi mengingat pada Juni, angka kematian tertinggi yaitu 7.913.
Dia pun menekankan, masih terjadinya peningkatan kasus kematian akibat Covid-19 perlu terus dievaluasi.
Oleh karenanya pemda dan masyarakat diharapkan dapat mendukung pencegahan potensi kematian akibat Covid-19.
Wiku menjelaskan, pemda dapat selalu memantau kondisi RS di wilayah masing-masing.
Kemudian, pemda juga diminta melakukan antisipasi kenaikan kasus Covid-19 dengan memastikan ketersedian oksigen, obat-obatan, tempat tidur RS dan tenaga kesehatan yang bertugas.
"Hal-hal tersebut dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan pelayanan sehingga kematian dapat dihindari," tegas Wiku.
Baca juga: Satgas: Jumlah Kematian Sepanjang Juli Jadi yang Tertinggi Selama Pandemi
Sementara itu untuk masyarakat bila masuk dalam golongan yang mengalami gejala Covid-19 sedang atau berat, berusia di atas usia 45 tahun, menderita komorbid dan atau tidak punya tempat memadai untuk isolasi mandiri kami mohon untuk tidak melakukan isolasi mandiri secara sendirian.
"Manfaatkanlah tempat isolasi terpusat yang tersedia oleh pemerintah di wilayah anda. Perawatan di tempat isolasi terpusat dipantau langsung tenaga kesehatan, baik tanda vitalnya, pola gejala, pola makan dan obata-obagan sehingga apabila terjadi perburukan bisa langsung ditangani," tambah Wiku.
Adapun jumlah pasien meninggal dunia akibat Covid-19 di Indonesia sampai saat ini masih terus bertambah.
Baca juga: Kematian Akibat Covid-19 Solo Tinggi, Gibran: Pasiennya Bukan dari Solo Semua
Berdasarkan data milik pemerintah hingga Kamis (28/7/2021) tercatat ada penambahan pasien meninggal sebanyak 1.893 orang dalam 24 jam terakhir.
Dengan demikian jumlah pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 kini ada 90.552 orang.
Informasi tersebut diungkapkan oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Kamis sore. Data juga bisa diakses melalui laman covid19.go.id.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.