Dengan mengetahui realita di lapangan seperti masih lemahnya kesiapan jajaran kementerian seperti penyaluran bantuan sosial, ketersediaan pasokan oksigen, tendensi meningkatnya Covid di Sumatera dan Kalimantan, rendahnya program vaksinasi di luar Pulau Jawa, masih lumpuhnya fasilitas kesehatan, masih tersendatnya pembayaran insentif untuk tenaga kesehatan dan lain-lain harus mendapat pengawasan maksimal dari DPR.
DPR tidak boleh berjarak dengan rakyat. DPR tidak boleh menjauh dari rakyat karena rakyatlah yang menjadi lumbung suara mereka di pemilu nanti.
Tidak semua anggota DPR “buta” nuraninya dengan penderitaan rakyat. Terpantau masih ada anggota Dewan yang mengiklaskan pendapatannya untuk warga di daerah pemilihannya masing-masing.
Anggota DPR seperti TB Hasanuddin rajin menebar sembako dan bantuan kesehatan di Jawa Barat. Deddy Yevri Sitorus “berjibaku” memenuhi kebutuhan warga perbatasan di Kalimantan Utara.
Ada Lasarus yang begitu peduli dengan warga Kalimangan Barat. Paryono sangat serius dengan nasib petani Jawa Tengah atau Sadarestuwati yang giat membangkitkan program padat karya di Jawa Timur serta Abidin Fikri dengan pengetasan kemiskinan di Bojonegoro dan Tuban di Jawa Timur.
Rencana Sekretariat DPR untuk mengalokasikan anggaran bagi isoalasi mandiri di hotel, sebaiknya dibatalkan saja.
Bisa jadi ini cara yang “super kreatif” dari pihak sekretariat atau bisa juga karena pihak sekretariat merespons permintaan sebagian anggota DPR.
Rakyat butuh imun untuk melawan virus. Suguhkan kabar positif dan capaian maksimal dari DPR untuk rakyat.
Sayangnya, penjual kaca yang biasa “mangkal” di depan gerbang DPR sudah tidak berjualan lagi. Dulu, entah disengaja atau tidak, para pedagang selalu menaruh pajangan-pajangan kaca di pagar halaman Gedung DPR.
Entah untuk digunakan “berkaca” anggota Dewan apakah sudah maksimal berbuat untuk rakyat yang diwakilinya, atau untuk warga yang melintas depan Gedung DPR, apakah nasib dirinya sudah berubah atau tidak. Entahlah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.